![]() |
Sumber Foto: pixabay.com |
Kasus
Covid-19 di Bali belakangan ini mengalami peningkatan lagi.
Bahkan
kini subvarian Omicron BA.2.75 atau yang disebut dengan Centaurus sudah ditemukan
di Bali.
Diketahui,
jika pasien yang terdeteksi terpapar Centaurus adalah seorang WNI yang tiba di
Indonesia setelah melakukan perjalanan dari Australia.
Sesampainya di Bali, pasien
tersebut menunjukkan gejala Centaurus.
Ketua Harian Satgas Penanganan COVID-19 Bali, Dewa Made Indra mengatakan jika
pasien tersebut hanya menunjukkan gejala kategori ringan.
Sehingga
yang bersangkutan tidak sampai dirujuk ke rumah sakit.
“Pasien
juga sudah mendapatkan vaksin booster,” kata Dewa Indra, Selasa, 19 Juli 2022.
Lalu
bagaimanakah gejala dari Omicron Centaurus ini?
Dilansir
dari kompas.com, gejala Omicron Centaurus ini memiliki banyak kesamaan
dengan penyakit musiman, seperti pilek dan flu.
Penderita
Omicron Centaurus juga merasakan gejala sakit tenggorokan dan sakit kepala.
Tim
di balik aplikasi ZOE Covid Symptom Study Inggris kemudian mengumpulkan data
gejala Omicron Centaurus untuk mengetahui perbedaan gejala Omicron Centaurus
dengan penyakit pilek dan flu.
Data
yang dikumpulkan menunjukkan bahwa sakit tenggorokan yang disebabkan oleh
Omicron Centaurus berlangsung kurang dari lima hari dan akan berangsur membaik
dengan cepat.
Gejala
ini akan terasa buruk pada hari pertama infeksi dan kembali membaik pada
hari-hari berikutnya.
Jika
sakit tenggorokan berlangsung lebih dari lima hari, mereka menambahkan,
kemungkinan besar bukan Covid-19. Begitu pun sebaliknya. (TB)