21 Jenis Melik Kelahiran dalam Kepercayaan Bali, Lengkap Penjelasannya

Author:
Share
pixabay.com

Melik adalah suatu peristiwa adikodrati dalam kepercayaan masyarakat Bali. Dalam istilah Hindu di Bali, melik merujuk pada kondisi seseorang yang bisa dimaknai berbeda, baik positif maupun negatif.

Meskipun melik seringkali dianggap menakutkan namun ada juga yang menganggap itu adalah hal istimewa atau anugerah. Seorang yang melik bisa diruwat atau dilakukan upacara pebayuhan untuk menghindari masalah yang mungkin timbul, seperti kecelakaan, sakit-sakitan, atau keborosan, bahkan kematian.

Melik sebaiknya diruwat atau dipebayuhin agar tidak terjadi masalah dalam kehidupan. Proses penebusan melik atau ruwatan dilakukan dengan cara yang berbeda tergantung pada jenis meliknya. Tidak setiap orang memiliki pembawaan melik, namun melik bisa dibawa sejak lahir dan satu orang bisa memiliki lebih dari satu jenis.

Salah satu jenis melik tersebut adalah melik kelahiran. Melik kelahiran adalah jenis melik yang disebabkan oleh kelahiran manusia itu sendiri.

Berikut adalah 21 jenis melik kelahiran yang dikenal dalam kepercayaan masyarakat Bali dilansir dari berbagai sumber.

1. Anak Tunggal: Anak yang tidak memiliki saudara kandung.

2. Buncing/Dampit: Dua anak dengan jenis kelamin berbeda yang lahir bersamaan dalam satu hari.

3. Orang yang lahir di Wuku Wayang: Wuku Wayang adalah salah satu dari 30 wuku (minggu) dalam kalender Bali. Anak yang lahir di Wuku Wayang dipercaya membawa melik.

4. Margana: Anak yang lahir di tengah perjalanan.

5. Pipilan: Lima bersaudara dengan komposisi empat perempuan dan satu laki-laki.

6. Walika: Orang yang bertubuh kerdil.

7. Julungsungsang: Anak yang lahir tepat saat matahari berada di tengah langit.

8. Julung Sarab/Julung Macan/Julung Caplok: Anak yang lahir menjelang matahari terbenam.

9. Tiba Angker: Anak yang lahir dengan tali pusar berbelit atau tidak menangis saat lahir.

10. Julungwangi: Anak yang lahir saat matahari terbit.

11. Jempina: Anak yang lahir prematur.

12. Padangon: Lima bersaudara dengan komposisi empat laki-laki dan satu perempuan.

13. Tiba Sampir: Anak yang lahir dengan tali pusar melilit leher.

14. Wahana: Anak yang lahir di tengah keramaian.

15. Sanan Empeg: Anak yang lahir diapit oleh saudara yang meninggal.

16. Pancoran Apit Telaga: Tiga bersaudara dengan urutan kelahiran perempuan, laki-laki, perempuan.

17. Wujil: Orang yang bertubuh cebol.

18. Telaga Apit Pancoran: Tiga bersaudara dengan urutan kelahiran laki-laki, perempuan, laki-laki.

19. Kembar: Dua anak yang lahir bersamaan dalam satu hari.

20. Tawang Gantungan: Anak kembar yang lahir selisih satu hari.

21. Tiba Sampir: Anak yang lahir dengan tali pusar melilit leher.

Kesimpulan

Melik dalam kepercayaan masyarakat Bali merupakan tanda kelahiran yang memiliki makna khusus dan bisa mempengaruhi kehidupan seseorang. Untuk menghindari dampak negatif dari melik, upacara ruwatan atau pebayuhan sering dilakukan. Masyarakat Bali sangat menghargai tradisi dan kepercayaan ini sebagai bagian dari upaya menjaga keseimbangan dan keharmonisan dalam hidup. (TB)

   

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!