Dalam budaya Hindu Bali, mimpi dianggap sebagai gerbang antara dunia nyata (sekala) dan alam gaib (niskala). Setiap mimpi mengandung pesan yang bisa membantu seseorang merenungi keadaan batin, menentukan keputusan, atau memperingatkan tentang hal yang akan datang. Salah satu mimpi yang sering dibicarakan dalam masyarakat adalah mimpi mecaru — mimpi tentang upacara mecaru atau melukat.
Mecaru sendiri adalah upacara penyucian spiritual yang dilakukan untuk membersihkan diri, lingkungan, atau tenaga gaib dari pengaruh negatif. Dalam mimpi, mecaru bukan sekadar simbol upacara, melainkan bisa menjadi refleksi kebutuhan mendalam seseorang akan penyucian batin.
Dalam tradisi primbon Bali, mimpi mecaru sering ditafsirkan sebagai berikut:
- Pertanda Pembersihan Diri
 Mimpi mecaru menunjukkan bahwa Anda tengah menanggung beban rohani atau negatif — bisa berupa pengaruh energi lingkungan, dendam lama, atau perasaan bersalah — yang perlu “disucikan” melalui introspeksi, doa, atau ritual.
- Isyarat Permintaan dari Alam Roh
 Dalam beberapa tafsir, mimpi tersebut dianggap sebagai panggilan dari alam tak kasat mata agar Anda melakukan melukat atau upacara penyucian untuk diri sendiri atau keluarga, agar terhindar dari gangguan gaib.
- Tanda Awal Perubahan
 Bermimpi mecaru juga bisa menandakan bahwa Anda berada pada ambang transformasi spiritual — bahwa ke depan, jalan hidup akan berubah menuju yang lebih bersih, lebih tenang, atau lebih bermakna.
- Waspada terhadap Lingkungan Negatif
 Jika dalam mimpi Anda melihat bahwa mecaru gagal, air tercemar, atau upacara terganggu, itu menjadi peringatan agar lebih berhati-hati terhadap pengaruh lingkungan negatif — bisa berupa energi orang lain, konflik, atau kesalahan dalam bertindak.
Menurut ajaran Hindu Bali, mimpi mecaru bersifat sangat simbolis:
Melukat atau mecaru dalam mimpi melambangkan pengaktifan kembali tirtha (air suci) batin. Artinya, jiwa Anda sedang “haus” akan pembersihan spiritual agar bisa lebih jernih menjalani hidup.
Bagi mereka yang secara intens bermimpi upacara mecaru, disarankan untuk melakukan pembersihan diri (melukat) di tempat suci (pancoran atau sumber air) pada waktu baik (misalnya pada hari Purnama atau Kajeng Kliwon).
Jika mimpi mecaru itu terjadi bersama keluarga, bisa menunjukkan bahwa persatuan dan keharmonisan keluarga perlu disucikan atau diperbaiki — mungkin ada konflik tersembunyi yang memerlukan penyembuhan bersama.
Renungkan dan introspeksi: luangkan waktu hening untuk menelusuri pikiran dan perasaan Anda; catat hal-hal yang mungkin menjadi sumber beban.
Doa dan sembahyang: tingkatkan kualitas doa harian dan ritual keagamaan agar energi negatif dapat dinetralisir.
Melukat ringan: jika memungkinkan, berkunjung ke pemandian suci atau tempat pancoran, dan nyucikan diri secara fisik dan batin.
Jaga lingkungan: hindari konflik, perkataan kasar, atau hal-hal yang bisa menarik energi buruk. Ambil langkah kecil ke arah kebaikan. (TB)

