Sosok Hoho Alkaf, Kepala Desa dengan Tubuh Penuh Tato dan Tindik, Bangun Jalan dengan Uang Pribadi

Author:
Share
Instagram Hoho Alkaf

Nama Hoho Alkaf, Kepala Desa Purwasaba, Kecamatan Mandiraja, Banjarnegara, menarik perhatian publik. Sosoknya yang memiliki tubuh penuh tato sering menjadi sorotan, bahkan sempat viral pada tahun 2020. Penampilannya yang unik, dengan tato hampir di seluruh tubuhnya, serta bertindik kerap dibandingkan dengan karakter gangster dalam film aksi, membuat banyak orang penasaran tentang perjalanan hidupnya sebagai pemimpin desa.
Meski kerap menjadi bahan perbincangan, Hoho Alkaf berhasil membuktikan bahwa tato di tubuhnya tidak memengaruhi kemampuannya sebagai pemimpin. Justru sebaliknya, ia dikenal sebagai kepala desa yang berdedikasi tinggi kepada masyarakat. 
Salah satu contohnya adalah ketika ia menyumbangkan mobil pribadinya untuk kebutuhan warga desa, mulai dari alat transportasi untuk ibu melahirkan hingga keperluan mendesak lainnya di awal menjabat. Selain itu, Hoho juga membangun jalan penghubung antar desa menggunakan dana pribadinya, menunjukkan komitmennya terhadap pembangunan desa.
Hoho Alkaf mulai menato tubuhnya sejak masa SMA. Tato pertamanya adalah gambar bunga di dada yang dibuat saat ia berkunjung ke Bali, terinspirasi dari film-film gangster. Hingga kini, tubuhnya telah dihiasi lebih dari 30 tato, kecuali bagian wajah, leher, dan kepala. 
Bagi Hoho, tato adalah seni dan cara untuk mengabadikan momen penting dalam hidupnya. Ia mengakui bahwa stigma negatif terhadap tato masih ada, namun ia memilih untuk fokus menunjukkan kinerja terbaiknya sebagai kepala desa.
Di balik sorotan publik, Hoho Alkaf adalah pemimpin yang dicintai warganya. Ia tidak hanya membangun infrastruktur, tetapi juga menjadi pengusaha konstruksi yang sukses. Selain itu, ia dikenal dengan kedermawanannya, seperti menyewakan alat berat untuk membantu pembangunan di daerahnya. 
Warga Purwasaba menyebut Hoho sebagai pemimpin yang hadir untuk masyarakatnya, terlepas dari kontroversi yang kerap menghampiri.
 
Ia menjabat sebagai kepala desa sejak 2019. Lahir pada tahun 1988, Hoho Alkaf merupakan anak bungsu dari pasangan almarhum H. Siswoyo Siswoharsono dan Hj. Sri Hartati. 
Ia tumbuh dalam keluarga yang bergerak di bidang konstruksi, sehingga melanjutkan usaha keluarga menjadi langkah alami baginya. Hoho adalah alumnus Universitas Sultan Agung (Unisula) Semarang.
Bagi Hoho, tato tidak mencerminkan kriminalitas. Ia menjadikannya sebagai bentuk ekspresi seni dan simbol perjalanan hidup. Meski pandangan miring kerap ia terima, Hoho membuktikan bahwa dedikasi dan kerja keras lebih penting daripada penampilan. Dengan berbagai prestasi yang diraihnya, ia menginspirasi banyak orang untuk melihat kepemimpinan dari sisi kompetensi, bukan hanya dari tampilan luar. 
Sosok Hoho Alkaf mengajarkan bahwa menjadi pemimpin tidak selalu harus sesuai dengan norma penampilan, tetapi dengan hati dan tindakan nyata untuk masyarakat. (TB)
   

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!