![]() |
Istimewa |
Nama Jaya Fried Chicken (JFC) kini semakin dikenal di Bali, dengan ratusan outlet tersebar di berbagai lokasi, termasuk Nusa Penida. Brand ayam goreng cepat saji ini menjadi salah satu kebanggaan lokal Bali, berkat kegigihan sosok di balik kesuksesannya, I Made Agus Putra Jaya.
I Made Agus Putra Jaya lahir di Desa Tukad Sumaga, Gerokgak, Buleleng, pada 16 Januari 1979. Ia tumbuh dalam keluarga sederhana, di mana ayahnya bekerja sebagai sopir, sementara sang ibu adalah ibu rumah tangga. Kehidupan penuh tantangan sejak kecil membentuk karakter Agus yang tangguh dan tidak mudah menyerah.
Setelah menamatkan pendidikannya di SMA Pembangunan Denpasar, Agus memulai perjalanan karirnya dengan berbagai pekerjaan serabutan. Ia pernah menjadi tukang pikul ayam, pencuci mobil, hingga menjadi pemasok bunga. Berbagai pekerjaan tersebut menjadi titik awal perjuangannya sebelum terjun ke dunia bisnis.
Agus memulai usaha kecil-kecilan dengan menjual berbagai produk, mulai dari balon gas, es krim, hingga minuman kemasan. Ia juga mencoba berjualan makanan seperti bakso dan lalapan.
Tak berhenti di sana, ia membuka usaha teh poci yang dipadukan dengan layanan laundry. Kreativitasnya dalam memanfaatkan peluang bisnis menjadi salah satu kunci kesuksesan.
Pada 25 Januari 2015, Agus akhirnya memutuskan untuk membuka usaha ayam goreng tepung di Jalan Tukad Buaji, Panjer, Denpasar. Dari usaha kecil ini, Agus melihat peluang besar untuk berkembang. Dengan tekad yang kuat, ia mulai membuka cabang di berbagai lokasi.
Melihat antusiasme masyarakat terhadap Jaya Fried Chicken, Agus mengembangkan bisnisnya menjadi jaringan waralaba. Dengan modal sekitar Rp 200 juta, siapa saja bisa membuka outlet JFC di daerah mereka. Sistem ini tidak hanya memperluas jangkauan JFC tetapi juga membantu masyarakat lokal untuk berwirausaha.
Hingga kini, JFC telah memiliki ratusan outlet di Bali, termasuk di wilayah-wilayah terpencil seperti Nusa Penida. Keberhasilan ini menjadi bukti nyata bahwa kerja keras dan ketekunan dapat membawa perubahan besar dalam hidup.
Agus menikah dengan Ni Wayan Purnamiati dan dikaruniai tiga anak. Namun, keluarga ini harus menghadapi cobaan berat ketika sang istri meninggal dunia pada 11 Mei 2023 akibat kanker payudara. Meskipun demikian, Agus terus melanjutkan perjuangannya, tidak hanya untuk keluarganya tetapi juga untuk keberlanjutan usahanya.
Perjalanan hidup I Made Agus Putra Jaya adalah contoh nyata bagaimana ketekunan, keberanian, dan kerja keras dapat mengubah hidup seseorang. Dari seorang pekerja serabutan hingga menjadi pengusaha sukses, Agus membuktikan bahwa mimpi besar dapat dicapai meskipun berasal dari latar belakang yang sederhana.
Kesuksesan JFC tidak hanya menjadi kebanggaan bagi Agus dan keluarganya, tetapi juga bagi masyarakat Bali yang terinspirasi oleh perjalanannya. Bagi generasi muda, cerita ini menjadi pengingat bahwa tidak ada mimpi yang terlalu besar untuk diwujudkan, asalkan disertai dengan usaha yang pantang menyerah. (TB)