Asal-usul dan Misteri Banaspati, Sosok Makhluk Gaib Berbentuk Api

Author:
Share

Banaspati adalah salah satu makhluk gaib dalam mitologi Jawa, Sunda, dan Bali. Sosok ini dikenal sebagai roh jahat yang memiliki elemen utama api. Masyarakat menggambarkannya sebagai bola api yang dapat bergerak melayang dari satu tempat ke tempat lain, bahkan berubah menjadi pusaran api yang berkobar. Kepercayaan tentang Banaspati tersebar luas di Pulau Jawa dan Kalimantan, di mana makhluk ini diyakini memiliki kekuatan mistis yang luar biasa.
Beberapa kalangan yang mendalami ilmu kebatinan meyakini bahwa Banaspati bukan sekadar hantu, tetapi juga merupakan ilmu santet tingkat tinggi. Konon, Banaspati dapat digunakan sebagai senjata spiritual untuk menyerang musuh, tetapi juga bisa berfungsi sebagai tameng untuk menangkal serangan santet lainnya. Mitos menyebutkan bahwa siapa pun yang berani mengusik keberadaan Banaspati akan mengalami nasib naas, bahkan terbakar hidup-hidup.
Menurut kepercayaan masyarakat, Banaspati terbagi menjadi beberapa jenis berdasarkan bagaimana mereka mencari mangsa dan sumber kekuatannya.
Banaspati Geni
Banaspati jenis ini memiliki hubungan erat dengan udara. Udara menjadi sumber utama kekuatannya, dan semakin besar rasa takut seseorang, semakin kuat pula energi Banaspati Geni. Sosoknya sering kali melayang di udara dan mengincar manusia yang terjebak dalam ketakutan. Konon, semakin takut korbannya, semakin besar api Banaspati Geni menyala.
Banaspati Tanah Liat
Berbeda dengan Banaspati Geni, Banaspati Tanah Liat lebih suka bersembunyi di dalam hutan. Makhluk ini dikenal sebagai pemangsa yang menghisap darah hingga kering. Satu hal yang diyakini dapat menghindarkan seseorang dari serangan Banaspati Tanah Liat adalah tetap berpijak langsung di tanah tanpa alas kaki. Masyarakat percaya bahwa jika seseorang tidak menapakkan kakinya di tanah, ia akan lebih mudah menjadi mangsa makhluk ini.
Dalam kebudayaan Jawa, wujud Banaspati sering kali ditemukan dalam bentuk relief kepala raksasa di beberapa candi di Jawa Timur dan Jawa Tengah. Relief ini dikenal sebagai “Kala” dan biasanya terpahat di atas ambang pintu masuk ke ruang suci. Keberadaan relief tersebut memiliki fungsi spiritual, yakni sebagai penangkal roh jahat agar tidak masuk ke dalam candi.
Banaspati juga dikaitkan dengan peran sebagai penjaga hutan. Sementara itu, dalam catatan akademik Universitas Katolik Soegijapranata, Banaspati diyakini sebagai makhluk yang sering ditemukan di dalam hutan, serta digunakan oleh dukun dalam praktik ilmu hitam.
Banaspati memiliki dua bentuk utama yang sering dijumpai. Yang pertama adalah bola api yang melayang di antara pepohonan di hutan. Bentuk ini konon seukuran genggaman tangan orang dewasa, tetapi jika seseorang merasa ketakutan, ukuran bola api ini bisa membesar dan menyerang korbannya. Wujud kedua adalah “manusia api,” di mana Banaspati tampak seperti manusia dengan tubuh yang diselimuti api. Dalam bentuk ini, ia bergerak dengan kedua tangan sementara kakinya menghadap ke atas. Sosok ini dipercaya dapat mengejar mangsanya dan membakarnya dengan lidah api.
Kepercayaan terhadap Banaspati memiliki kemiripan dengan mitologi India, terutama kisah tentang Kirtimukha. Dalam mitos India, dikisahkan bahwa Raja Jalandara mengutus seorang raksasa sakti bernama Rahu untuk menyerang surga. Namun, Dewa Siwa menciptakan makhluk dahsyat untuk menghancurkan Rahu. Makhluk ini begitu kuat hingga ia bahkan mulai memakan tubuhnya sendiri, menyisakan hanya bagian wajahnya. Dewa Siwa lalu menetapkan bahwa makhluk tersebut, yang diberi nama Kirtimukha, akan menjaga istana dan menjadi simbol perlindungan.
Kesamaan antara mitologi India dan kepercayaan tentang Banaspati di Indonesia menunjukkan adanya pengaruh budaya yang tersebar luas di Nusantara. Relief “Kala” di candi-candi Jawa pun diduga terinspirasi dari kisah Kirtimukha.
Mitos Banaspati juga dikaitkan dengan era Kerajaan Majapahit. Dalam catatan sejarah mistis, Banaspati disebut sebagai salah satu raja bangsa siluman api. Konon, ia adalah penguasa makhluk halus yang bersemayam di lautan dan memiliki keturunan bernama Setan Kober.
Setan Kober diyakini hidup 500 tahun setelah kematian Banaspati. Selama masa keemasan Majapahit, ia bekerja sama dengan Patih Gajah Mada untuk menumpas pemberontakan serta berperang melawan kerajaan-kerajaan Islam, termasuk Kerajaan Demak. Disebutkan bahwa Setan Kober memiliki sifat licik dan kekuatan luar biasa, membuatnya sulit ditaklukkan.
Namun, dalam perang besar melawan pasukan Demak yang dipimpin oleh Raden Fatah, Setan Kober akhirnya berhasil dikalahkan oleh Pangeran Suto Wijaya. Meski demikian, legenda mengatakan bahwa keturunan Banaspati masih ada hingga sekarang, hidup di hutan Panji dan membangun kerajaan di dasar laut. (TB)
   

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!