Ni Putu Putri Suastini Koster, istri Wayan Koster, dikenal sebagai sosok seniman serba bisa yang telah mengukir prestasi di dunia sastra, teater, dan tari. Lahir di Desa Padangsambian, Denpasar, pada 27 Januari 1966, Putri Suastini tidak hanya aktif mendampingi sang suami sebagai figur publik tetapi juga terus berkarya sebagai penyair, penulis, dan pemain teater.
Putri Suastini telah menekuni dunia seni sejak remaja. Dalam bidang teater, ia sering mewakili Depdikbud Bali di berbagai ajang regional dan provinsi, bahkan meraih penghargaan sebagai Pemeran Putri Terbaik. Ia bergabung dengan sejumlah teater ternama di Bali, seperti Teater Angin, Sanggar Macan Tutul, Teater Mini Badung, Teater Agustus, dan Sanggar Putih.
Sebagai seorang penyair, ia masih aktif membacakan puisi, salah satunya Sumpah Kumbakarna karya Denok Kristianti, yang kerap ia bawakan di berbagai kesempatan. Ia juga telah menerbitkan dua buku puisi, yakni Bunga Merah (2017) dan Rumah Merah (2018).
Kecintaannya pada seni tari juga membuahkan berbagai prestasi. Ia pernah meraih Juara 1 Tari Tenun se-Universitas Udayana dan mewakili universitas tersebut di Festival Seni Antar-Wilayah tingkat Kopertis di Banjarmasin, membawakan Tari Tarunajaya dan Tari Oleg Tamulilingan.
Putri Suastini menempuh pendidikan dasar di SDN 1 Panjer dan melanjutkan ke SMAN 1 Denpasar sebelum menyelesaikan studi di Fakultas Ekonomi Universitas Udayana. Selain berkiprah di bidang seni, ia juga aktif dalam organisasi. Ia pernah menjadi pengurus KNPI Provinsi Bali tahun 1987 dan Pemuda Pancasila. Pada 1999, ia resmi bergabung dengan PDI Perjuangan Kota Denpasar sebagai anggota partai.
Ni Putu Putri Suastini menikah dengan Wayan Koster, dan mereka dikaruniai dua putri, Ni Putu Dhita Pertiwi dan Ni Made Wibhuti Bhawani. Meski sibuk mendampingi suami sebagai ibu negara Bali, ia tetap mempertahankan kiprah di bidang seni dan budaya, menjadi teladan bagi masyarakat Bali, khususnya perempuan.