Mengenal Goa Gajah di Gianyar, Lengkap Sejarah, Lokasi, Struktur, dan Fungsinya

Author:
Share
pixabay.com

Goa Gajah terletak di Banjar Gua, Desa Bedulu, Kecamatan Blahbatuh, Kabupaten Gianyar, Bali. Lokasinya yang strategis dan mudah dijangkau membuatnya menjadi salah satu destinasi wisata favorit di Bali. Untuk mencapai Goa Gajah, pengunjung bisa menempuh perjalanan sekitar 26 km dari Denpasar atau sekitar 40 menit berkendara.

Sejarah Goa Gajah

Kabupaten Gianyar di Bali dikenal sebagai daerah seni yang kaya akan budaya dan sejarah. Salah satu tempat wisata yang tidak boleh dilewatkan ketika berlibur ke Gianyar adalah Goa Gajah. Destinasi wisata ini merupakan gua dengan ornamen pahatan yang indah dan diperkirakan sudah ada sejak abad ke-11 Masehi. Goa Gajah memiliki sejarah yang unik, menjadi tempat dua agama besar, Hindu dan Buddha, hidup berdampingan dalam harmoni.

Goa Gajah pertama kali ditemukan oleh pejabat pemerintah Hindia-Belanda, L.C. Heyting, pada tahun 1923. Dalam laporannya, Heyting menyebutkan bahwa terdapat sebuah gua dengan dinding luar penuh ornamen pahatan sehingga diberi nama Goa Gajah. Berdasarkan penelitian, Goa Gajah diperkirakan sudah ada sejak abad ke-11, yang diperkuat dengan keterangan pada Prasasti Badung berangka tahun 1071 Masehi. Dalam prasasti ini disebutkan “antakunjarapadda” (Kunjara berarti gajah) sebagai tempat ibadah umat Hindu dan Buddha.

Keberadaan Goa Gajah sebagai pusat aktivitas dua agama besar ini terjadi selama masa Dinasti Warmadewa yang memerintah Bali mulai abad ke-10 hingga abad ke-14 Masehi. Nama “Lwa Gajah” pertama kali disebut dalam karya sastra Kakawin Nagarakretagama yang disusun oleh Mpu Prapanca pada tahun 1365 Masehi. Nama tersebut tercantum dalam pupuh 14/3 yang menguraikan wilayah-wilayah di sebelah timur Jawa yang mengakui kekuasaan Majapahit.

Struktur Goa Gajah

Goa Gajah memiliki struktur yang unik dan menarik perhatian banyak pengunjung. Kedalaman gua ini mencapai 9 meter dengan ujung lorong yang terpecah ke sisi kiri dan kanan, membentuk huruf T. Di dalam gua, terdapat sejumlah arca penting, seperti arca Ganesha, Trilingga, dan arca Hariti.

Kompleks Goa Gajah terdiri atas dua bagian utama:

1. Kompleks Bagian Utara

   – Merupakan warisan ajaran Siwa dengan bukti adanya Trilingga dan patung Ganesha di dalam gua.

   – Tempat umat Hindu melakukan persembahyangan.

2. Kompleks Bagian Selatan

   – Area Tukad Pangkung yang berupa reruntuhan stupa Buddha berbentuk payung bersusun 13 dan stupa bercabang 3 yang dipahat di batu besar.

   – Menjadi tempat suci bagi umat Buddha.

Penemuan penting lainnya termasuk petirtaan kuno dengan enam buah patung wanita (bidadari) dengan pancuran air di dada. Tempat petirtaan ini dipercaya bisa memberikan vibrasi penyucian aura bagi pengunjung.

Fungsi Goa Gajah

Goa Gajah berfungsi sebagai tempat suci dan pusat kegiatan agama Hindu dan Buddha pada masa pemerintahan Dinasti Warmadewa dari abad ke-10 hingga ke-14 Masehi. Saat ini, situs Goa Gajah berfungsi sebagai living monument dan tempat kegiatan keagamaan (Pura). Masyarakat setempat menyebutnya sebagai Pura Goa.

Kesimpulan

Goa Gajah di Gianyar bukan hanya destinasi wisata yang menarik, tetapi juga merupakan situs bersejarah yang kaya akan nilai budaya dan spiritual. Dengan sejarah panjang yang mencakup masa kejayaan Dinasti Warmadewa, tempat ini menjadi simbol harmoni antara dua agama besar, Hindu dan Buddha.

Lokasi strategis, struktur unik, dan fungsi spiritualnya menjadikan Goa Gajah sebagai salah satu warisan budaya yang penting di Bali. Pengunjung yang datang tidak hanya bisa menikmati keindahan arsitektur kuno tetapi juga merasakan vibrasi spiritual dari tempat suci ini. (TB)

   

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!