Sejarah Panjang Pura Lingsar, Perpaduan Hindu dan Sasak di Lombok, Didirikan Raja Karangasem

Author:
Share
Website lombokbaratkab.go.id

Pura Lingsar, yang terletak di Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat, tepatnya di Pura Lingsar terletak di Desa Lingsar, Kecamatan Narmada, Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat. Merupakan sebuah kompleks pura yang sarat akan sejarah dan budaya. Keberadaannya menjadi simbol toleransi dan kerukunan antar umat beragama di Lombok, menyatukan tradisi Hindu dan Sasak selama berabad-abad.

Awal Mula: Kedatangan Raja Karangasem dan Penemuan Mata Air Suci

Sejarah Pura Lingsar berawal pada abad ke-17, saat Anak Agung Ngurah, seorang raja dari Karangasem, Bali, tiba di Lombok. Konon, beliau sedang berburu di hutan ketika menemukan mata air suci yang memancar dari sebuah batu besar.

Di lokasi itulah, beliau memutuskan untuk mendirikan sebuah pura sebagai bentuk penghormatan kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Perpaduan Hindu dan Sasak: Lahirnya Sebuah Pura Unik

Pendirian Pura Lingsar menandai dimulainya perpaduan budaya Hindu dan Sasak di Lombok. Umat Sasak, yang sebelumnya menganut kepercayaan animisme dan dinamisme, mulai mengenal agama Hindu.

Pura ini pun menjadi tempat suci bagi kedua umat beragama, dengan tradisi dan ritual yang disesuaikan dengan kepercayaan masing-masing.

Pura Lingsar: Kompleks

Pura Lingsar terdiri dari tiga kompleks utama, yaitu:

Kompleks Pura Lingsar: Didedikasikan untuk umat Hindu, kompleks ini memiliki bangunan-bangunan seperti Bale Banten, Penyungsungan Betara Gunung Agung, dan Penyungsungan Betara Alit Sakti. Di sini, umat Hindu melaksanakan upacara keagamaan seperti Odalan dan Galungan.

Kompleks Kemaliq: Merupakan tempat suci bagi umat Sasak, kompleks ini memiliki bangunan seperti Penyungsungan Betara Gde Lingsar, Bale Sekepat, dan Bale Pawedaan. Umat Sasak melaksanakan upacara adat seperti Muliq dan Bebeleq di sini.

Kompleks Pesiraman: Tempat pemandian suci bagi umat Hindu dan Sasak, kompleks ini memiliki pancuran terpisah untuk laki-laki dan perempuan. Di sini, umat beragama membersihkan diri sebelum memasuki pura dan melaksanakan ritual keagamaan.

Perang Topat: Simbol Persaudaraan dan Rasa Syukur

Salah satu tradisi unik di Pura Lingsar adalah Perang Topat, sebuah upacara tahunan yang diadakan untuk memperingati pendirian pura dan sebagai simbol rasa syukur atas panen yang melimpah. Dalam tradisi ini, umat Hindu dan Sasak saling melempar ketupat, melambangkan persaudaraan dan toleransi antar umat beragama.

Pura Lingsar: Bukti Sejarah dan Toleransi di Lombok

Pura Lingsar bukan hanya tempat suci, tetapi juga saksi bisu sejarah panjang toleransi dan kerukunan di Lombok. Keberadaannya menjadi pengingat bahwa perbedaan budaya dan agama tidak menjadi penghalang untuk hidup berdampingan dengan damai.

Tips Berkunjung

1. Gunakan pakaian yang sopan saat mengunjungi pura.

2. Bawalah uang tunai untuk membeli sesajen atau suvenir.

3. Hormatilah budaya dan tradisi setempat.

4. Bertanyalah kepada pemandu wisata atau penduduk setempat jika Anda memiliki pertanyaan. (TB)

 

 

 

   

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!