![]() |
Wikipedia |
Salah satu pura Hindu yang sangat dikenal di Bali adalah Pura Taman Ayun. Pura ini berlokasi di Desa Mengwi, Kabupaten Badung, Bali. Keberadaan pura ini sudah ada sejak tahun 1600-an.
Sejarah dan Latar Belakang
Pura Taman Ayun, salah satu pura terunik di Bali, didirikan pada abad ke-17 oleh Raja Mengwi, I Gusti Agung Putu. Proses pembangunannya dimulai pada tahun 1632 dan selesai pada tahun 1634. Pura ini terletak di Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung, dan merupakan bagian dari peninggalan bersejarah Kerajaan Mengwi. Pura ini dibangun sebagai tempat pemujaan bagi raja dan masyarakat Mengwi, serta sebagai pusat kegiatan keagamaan dan sosial.
Pura Taman Ayun terkenal dengan keunikan arsitekturnya. Dikelilingi oleh dua kolam, pura ini tampak seolah-olah terapung di atas air saat dilihat dari kejauhan. Kompleks pura ini terdiri dari empat halaman yang berbeda, dengan tingkat ketinggian yang semakin meningkat.
Halaman pertama disebut Jaba, yang hanya dapat diakses melalui satu jembatan dan pintu gerbang. Di halaman ini terdapat bangunan wantilan yang sering digunakan untuk sabungan ayam saat upacara, serta tugu air mancur yang mengarah ke sembilan penjuru mata angin.
Halaman kedua, yang lebih tinggi dari halaman pertama, dapat dicapai melalui pintu gerbang kedua. Di sini terdapat Bale Pengubengan yang dihiasi dengan relief Dewata Nawa Sanga (sembilan dewa penjaga arah mata angin).
Halaman ketiga dan terakhir adalah yang tertinggi dan paling suci, hanya dibuka saat upacara untuk keluar masuknya arca dan peralatan upacara lainnya. Di halaman ini, terdapat beberapa meru dengan berbagai ukuran dan bentuk.
Fungsi dan Peran Pura
Pura Taman Ayun awalnya dibangun untuk memudahkan masyarakat Mengwi melakukan prosesi upacara meajar-ajar, karena jarak ke Pura Sad Kahyangan di Bali sangat jauh dan medannya sulit. Pura ini juga merupakan Pura Paibon/Pedarman bagi Raja Mengwi untuk memuja roh leluhur raja-raja Mengwi.
Selain sebagai tempat ibadah, Pura Taman Ayun juga menjadi pusat kegiatan sosial dan rekreasi bagi wisatawan domestik maupun internasional.
Pengakuan UNESCO
Pada tahun 2012, Pura Taman Ayun diakui oleh UNESCO sebagai bagian dari situs warisan budaya dunia. Situs ini termasuk dalam “Lanskap Budaya Provinsi Bali: Sistem Subak sebagai Manifestasi Filosofi Tri Hita Karana.” Pengakuan ini menempatkan Pura Taman Ayun bersama dengan Pura Ulun Danu Batur, Danau Batur, daerah aliran sungai Pakerisan, dan kawasan Catur Angga Batukaru.
Pura Taman Ayun memiliki arsitektur yang menakjubkan dan dikelilingi oleh pepohonan rindang yang membuat suasana menjadi sejuk dan tenang. Pura ini tidak hanya menarik bagi peneliti sejarah dan budaya, tetapi juga bagi para wisatawan yang ingin menikmati keindahan alam dan kedamaian spiritual. Dengan luas sekitar 4 hektar, pura ini menawarkan pengalaman yang menggabungkan keindahan alam dan nilai-nilai spiritual yang mendalam.
Kesimpulan
Pura Taman Ayun merupakan salah satu pura terunik dan bersejarah di Bali. Didirikan oleh Raja Mengwi pada abad ke-17, pura ini memiliki arsitektur yang indah dan fungsi yang penting bagi masyarakat Mengwi. Pengakuan sebagai situs warisan budaya dunia oleh UNESCO menegaskan nilai pentingnya dalam budaya dan sejarah Bali. Pura Taman Ayun tidak hanya menjadi tempat ibadah dan pusat kegiatan sosial, tetapi juga destinasi wisata yang menawarkan keindahan alam dan kedamaian spiritual. (TB)