Memahami Watek dalam Wariga Bali, Disertai Penjelasan dan Contoh Penggunaan

Author:
Share
pixabay.com

Watek merupakan bagian integral dari Wariga Bali, sistem penanggalan dan ramalan tradisional yang digunakan oleh masyarakat Bali untuk menentukan hari baik dan buruk serta memahami karakteristik seseorang.

Pewatekan terdiri dari tiga unsur utama Watek Agung atau dasawara, Watek Madya, dan Watek Alit. Pewatekan ini populer pada zaman Pararaton.

Watek Madya terdiri dari lima elemen, sementara Watek Alit terdiri dari empat elemen. Berikut adalah penjelasan setiap elemen dari kedua watek ini.

Watek Madya

1. Wong: Suka bergaul. Karakter yang ramah dan mudah berteman.

2. Gajah: Suka berlaga. Menunjukkan sifat yang suka berkompetisi atau berkonflik.

3. Watu: Pendiam. Seseorang yang cenderung introvert atau tidak banyak bicara.

4. Buta: Tidak melihat. Bisa diartikan sebagai kurang peka atau tidak memperhatikan detail.

5. Suku: Suka bepergian. Menunjukkan sifat petualang atau suka berpergian.

Watek Alit

1. Lintah: Bekerja kalau lapar (perlu) saja. Karakter yang hanya bekerja saat dibutuhkan.

2. Uler: Bekerja sebentar kemudian berfoya-foya. Menunjukkan sifat yang kurang konsisten dan suka bersenang-senang setelah bekerja sedikit.

3. Gajah: Pekerjaannya membawa kerusakan. Seseorang yang cenderung merusak atau membawa dampak negatif dalam pekerjaannya.

4. Lembu: Giat bekerja dan banyak susunya. Karakter yang rajin dan produktif dalam bekerja.

Penggunaan Kombinasi Watek

Dalam praktiknya, watek madya dan watek alit sering kali dikombinasikan untuk memberikan gambaran lebih komprehensif tentang karakter atau nasib seseorang. Berikut beberapa contoh kombinasi watek dan penjelasannya.

1. Watu – Lembu: Pendiam dan banyak bekerja. Kombinasi ini menggambarkan seseorang yang tenang, tidak banyak bicara, namun sangat rajin dan produktif dalam pekerjaannya.

2. Gajah – Lintah: Suka berkelahi kalau sedang lapar (berambisi). Menunjukkan seseorang yang cenderung berkonflik atau berkompetisi terutama saat ada kebutuhan atau dorongan yang kuat.

3. Suku – Lembu: Suka bepergian dalam bekerja. Karakter ini menunjukkan seseorang yang suka berpetualang atau sering bepergian dalam menjalankan pekerjaannya, namun tetap produktif.

Dengan memahami konsep watek dalam Wariga Bali, kita bisa mendapatkan wawasan yang lebih dalam tentang karakter dan nasib seseorang berdasarkan sistem tradisional yang telah digunakan oleh masyarakat Bali selama berabad-abad.

Watek ini tidak hanya memberikan panduan praktis dalam kehidupan sehari-hari tetapi juga memperkaya budaya dan tradisi Bali yang kaya akan nilai-nilai spiritual dan kearifan lokal. (TB)

Sumber: babadbali.com

   

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!