Sejarah Kota Singaraja Bali, Kisah Keperkasaan Ki Gusti Ngurah Panji Sakti

Author:
Share
Tugu Singa Ambara Raja di Buleleng

Sejarah Kota Singaraja, Buleleng, Bali, sebuah kota yang kini menjadi salah satu pusat budaya dan sejarah di Bali, tidaklah lepas dari jejak keperkasaan dan kebijaksanaan Ki Gusti Ngurah Panji Sakti atau Ki Barak Panji Sakti. Kisah perjuangan dan keberhasilannya dalam memimpin serta membangun daerahnya telah memberikan pondasi kuat bagi perkembangan Kota Singaraja hingga saat ini.

Awal Perjalanan: Dari Gendis ke Panji

Kisah dimulai dari perintah Raja Sri Aji Dalem Sagening kepada putranya, Ki Barak Panji Sakti, untuk kembali ke tempat asal neneknya di Den Bukit, Bali Utara. Dengan didampingi Bunda Siluh Pasek dan rombongan pengiring, mereka menjalani perjalanan yang penuh tantangan hingga tiba di tempat yang mendatar yang kemudian dinamakan “Yeh Ketipat”. 

Tiba di Desa Gendis, Ki Barak Panji Sakti mengakhiri pemerintahan pemimpin yang korup dan tidak adil, dan dengan keberanian serta keadilan, ia menjadi pemimpin yang disegani.

Kebijaksanaan dan Belas Kasih

Kehadiran Ki Barak Panji Sakti tidak hanya membawa keadilan, tetapi juga belas kasih kepada sesama. Ketika kapal Tionghoa terdampar, rasa simpatinya mendorongnya untuk membantu menyelamatkan kapal tersebut, yang kemudian berujung pada hadiah besar yang diberikan kepada Ki Barak Panji Sakti. Keperdulian dan kebijaksanaannya menjadikannya sosok pemimpin yang dicintai dan dihormati oleh rakyatnya.

Pencapaian dan Kepemimpinan

Kepemimpinan Ki Barak Panji Sakti semakin dikenal luas. Ia memperhatikan kesejahteraan rakyatnya dan melakukan pembangunan di berbagai bidang, baik fisik maupun spiritual. 

Dengan dukungan penuh dari rakyatnya, Ki Barak Panji Sakti dinobatkan sebagai Raja dengan gelar “Ki Gusti Ngurah Panji Sakti”. Istana dan Kahyangan Pura Bale Agung-nya didirikan di Utara Desa Panji, menciptakan pusat kegiatan spiritual dan budaya yang penting.

Kota Singaraja: Dari Panji ke Sukasada

Ketika Ki Gusti Ngurah Panji Sakti mencari tempat yang lebih strategis, Kota Panji dipindahkan ke Utara Desa Sangket. Di tempat yang baru ini, yang dinamakan “Sukasada”, keceriaan dan kemakmuran selalu menyertai. 

Pengaruhnya semakin meluas, dan Lurah dari daerah sekitarnya tunduk kepadanya, termasuk Lurah Kawasan Bondalem dan Tebu Salah.

Kejayaan dan Hari Lahir Kota Singaraja

Dalam perjalanan waktu, Kota Panji kembali dipindahkan ke Utara Desa Buleleng, dan kemudian Ki Gusti Ngurah Panji Sakti memerintahkan pembangunan sebuah istana di atas padang rumput alang-alang. 

Pada tanggal 30 Maret 1604, hari lahirnya Kota Singaraja terwujud. Nama “Singaraja” dipilih untuk menggambarkan keperkasaan dan keberanian Raja Ki Gusti Ngurah Panji Sakti, yang tak kalah dengan seekor singa.

Kesimpulan

Dengan perjalanan sejarah yang kaya akan kisah kepahlawanan, kebijaksanaan, dan keberhasilan, Kota Singaraja telah menjadi bagian tak terpisahkan dari warisan budaya dan sejarah Bali. Jejak Ki Gusti Ngurah Panji Sakti yang penuh prestasi dan kebaikan tetap terukir dalam setiap sudut kota ini, menginspirasi dan menghormati generasi-generasi yang datang setelahnya. 

Sebagai tempat yang menyimpan berbagai cerita dan nilai-nilai luhur, Kota Singaraja terus menjadi destinasi penting bagi para pelancong yang ingin menyelami kekayaan sejarah dan budaya Bali. (TB)

   

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!