Sejarah Desa Selat Klungkung, Pernah Menjadi Bagian Kerjaan Gelgel dan Karangasem

Author:
Share
Desa Selat, yang terletak di Kecamatan Klungkung, Kabupaten Klungkung, memiliki akar yang dalam dalam sejarah Bali. Pada masa lampau, desa ini dikenal sebagai Desa Selat Kawan, dengan “Kawan” yang berarti Barat dalam bahasa Bali. Nama tersebut menunjukkan adanya hubungan dengan Desa Selat yang berada di Kabupaten Karangasem, yang bernama Desa Selat Kangin. 
Keterkaitan antara Desa Selat Klungkung dengan Desa Selat Karangasem tercermin dalam hubungan kekerabatan antara warga-warga kedua desa tersebut. Misalnya, Warga I Gusti Lanang Dauh dari Selat Klungkung memiliki hubungan erat dengan warga Selat, Sidemen, Talibeng, dan Nongan di Kabupaten Karangasem.
Desa Selat Klungkung juga menyimpan peninggalan-peninggalan kuno yang menjadi saksi bisu perkembangan sejarahnya. Salah satunya adalah Pura Acala Buung yang diduga dibangun sekitar tahun 1400 Masehi. Bangunan ini, dengan arca-arca dari tanah liat yang dibakar, merupakan bukti dari keberadaan Desa Selat pada masa lampau.
Pura Puseh, dengan kemiripan dalam gaya arsitektur dan atributnya, juga menjadi penanda keberadaan Desa Selat pada masa lalu. Bangunan pelinggih yang disebut Dasar Sila Majemuh menunjukkan kekuatan dan kepemimpinan yang ada dalam struktur sosial masyarakat Desa Selat pada masa itu.
Perjalanan sejarah Desa Selat tidak lepas dari perubahan sosial dan politik yang terjadi di Pulau Bali. Setelah Kerajaan Klungkung menggantikan Kerajaan Gelgel pada sekitar tahun 1686, Desa Selat Kawan menjadi bagian dari wilayah kerajaan baru tersebut. Namun, pada tahun 1692, Kerajaan Karangasem menguasai sebagian besar Pulau Bali, yang menyebabkan perubahan dalam struktur kekuasaan di Desa Selat.
Pura Dalem, dengan bangunan meru yang menyerupai Pura Dalem Agung Klungkung, menjadi saksi bisu keberadaan keluarga Raja Klungkung di Desa Selat. Periode ini juga ditandai dengan kehadiran Manca Agra, yang memimpin Kerajaan Klungkung bagian utara.
Seiring dengan berjalannya waktu, Desa Selat mengalami transformasi yang signifikan. Pada tahun 1908, Kerajaan Klungkung jatuh ke tangan Belanda, dan Desa Selat secara resmi menjadi bagian dari pemerintahan kolonial tersebut. Susunan pemerintahan Desa Selat kemudian disesuaikan dengan kehendak pemerintah, dengan perbekel sebagai pimpinan tertinggi, mengambil konsep kepemimpinan dari Bali kuno, yaitu jero mekel.
Dengan demikian, perjalanan sejarah Desa Selat tidak hanya menjadi cerminan dari dinamika sosial dan politik Pulau Bali, tetapi juga menunjukkan keteguhan dan adaptabilitas masyarakatnya dalam menghadapi berbagai perubahan yang terjadi sepanjang masa. (TB)
       

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!