10 Raja Bali dari Dinasti Warmadewa yang Memerintah Kerajaan Bali Kuno, Lengkap Peninggalannya

Author:
Share
Istimewa
Dinasti Warmadewa adalah dinasti yang paling berpengaruh dalam sejarah Bali Kuno, memerintah dari akhir abad ke-8 hingga awal abad ke-12. 
Dinasti Warmadewa memerintah Bali dengan visi yang jelas untuk membangun dan memperkaya pulau Bali baik dari sisi politik, ekonomi, maupun budaya. 
Peninggalan berupa prasasti, candi, dan sistem irigasi menunjukkan kontribusi besar mereka dalam membentuk identitas Bali. 
Sistem pemerintahan yang terstruktur dan kebijakan yang progresif menjadi warisan abadi dari dinasti ini, yang pengaruhnya masih dapat dirasakan hingga saat ini.
Berikut adalah silsilah raja-raja dari Dinasti Warmadewa beserta peninggalan dan kontribusinya:
1. Sri Kesari Warmadewa (882-914 M)
Peninggalan dan Kontribusi:
– Mendirikan pemerintahan yang terstruktur.
– Meningkatkan sistem irigasi yang mendukung pertanian.
– Prasasti Belanjong yang mencatat keberadaannya dan kegiatan militernya.
2. Sri Ugrasena (915-942 M)
Peninggalan dan Kontribusi:
– Melanjutkan kebijakan Sri Kesari.
– Memperkuat hubungan diplomatik dan perdagangan.
– Prasasti Sanur yang menunjukkan perkembangan administrasi.
3. Sri Aji Jayasingha Warmadewa (942-960 M)
Peninggalan dan Kontribusi:
– Memperkuat infrastruktur kerajaan.
– Mengembangkan seni dan budaya.
– Peninggalan berupa prasasti yang mencatat reformasi hukum dan administrasi.
4. Sri Maharaja Jayapangus (960-975 M)
Peninggalan dan Kontribusi:
  – Memajukan perdagangan maritim.
  – Meningkatkan hubungan dengan kerajaan di luar Bali.
  – Peninggalan berupa prasasti dan relief yang mencerminkan kejayaan ekonomi dan budaya.
5. Sri Aji Tabanendra Warmadewa (975-983 M)
Peninggalan dan Kontribusi:
  – Memperluas wilayah kekuasaan Bali.
  – Memperkenalkan reformasi dalam bidang pertanian.
  – Prasasti Manukaya yang menunjukkan pembangunan infrastruktur irigasi.
6. Sri Udayana Warmadewa (989-1011 M)
Peninggalan dan Kontribusi:
  – Menikah dengan Mahendradatta dari Jawa, memperkuat hubungan Bali-Jawa.
  – Mengembangkan sistem irigasi subak.
  – Prasasti di Pura Besakih yang mencatat pembangunan pura dan perbaikan sistem irigasi.
7. Sri Marakata (1011-1022 M)
Peninggalan dan Kontribusi:
  – Melanjutkan kebijakan ayahnya, Udayana.
  – Memperkuat administrasi dan sistem hukum.
  – Peninggalan berupa prasasti dan candi yang memperkaya arsitektur Bali.
8. Sri Anak Wungsu (1049-1077 M)
Peninggalan dan Kontribusi:
  – Memperluas pengaruh ke Lombok dan Sumbawa.
  – Mengembangkan seni dan sastra.
  – Prasasti dan candi seperti Candi Gunung Kawi yang menjadi bukti peninggalannya.
9. Sri Sakalendukirana (1077-1101 M)
Peninggalan dan Kontribusi:
  – Melanjutkan reformasi dalam administrasi dan hukum.
  – Meningkatkan perdagangan dan hubungan diplomatik.
  – Peninggalan berupa prasasti yang mencatat kegiatan diplomatik dan perdagangan.
10. Sri Jayasabha (1181-1200 M)
Peninggalan dan Kontribusi:
  – Memperkuat pertahanan Bali dari serangan luar.
  – Mengembangkan perdagangan.
  – Prasasti yang mencatat stabilitas politik dan kemakmuran ekonomi pada masa pemerintahannya. (TB)
   

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!