![]() |
Istimewa |
Di dataran tinggi Kecamatan Petang, tersembunyi hamparan bunga berwarna emas yang berayun lembut tertiup angin pegunungan. Inilah Ladang Marigold di Desa Belok/Sidan, sebuah permata tersembunyi yang masih jarang dijelajahi wisatawan. Tidak sekadar memanjakan mata, ladang bunga ini juga memiliki makna budaya yang mendalam bagi masyarakat Bali.
Dikenal secara lokal sebagai Gemitir, bunga marigold telah lama dibudidayakan oleh penduduk setempat, bukan hanya untuk keindahan, tetapi juga untuk kepentingan ritual keagamaan. Dalam kepercayaan Hindu Bali, marigold sering digunakan dalam sesajen dan hiasan upacara keagamaan, melambangkan kemurnian dan penghormatan.
Menariknya, bunga ini selalu berbunga di awal bulan dan dipanen di akhir bulan, menjadikannya salah satu tanaman yang terus bermekaran sepanjang tahun.
Berbeda dari pantai berpasir putih atau hiruk-pikuk pusat wisata Bali, ladang marigold menawarkan ketenangan dengan lanskap yang menenangkan jiwa. Ladang-ladang ini terbuka untuk umum dan berada di tepi jalan utama, menjadikannya pemberhentian sempurna bagi siapa saja yang tengah melintasi kawasan ini.
Berkunjung ke sini tidak hanya memberi kesempatan untuk menikmati pemandangan, tetapi juga mengabadikan momen dengan latar belakang bunga marigold yang membentang luas. Waktu terbaik untuk berfoto adalah saat matahari terbit atau sore hari, ketika sinar keemasan menambah keindahan warna bunga. Tak heran, tempat ini semakin populer di kalangan fotografer dan pencinta alam.
Bagi wisatawan yang ingin melihat ladang dalam kondisi terbaiknya, waktu terbaik untuk datang adalah menjelang akhir bulan sebelum bunga dipanen. Iklim sejuk di ketinggian Desa Belok/Sidan dengan suhu berkisar 28-30°C membuat marigold tetap berbunga sepanjang tahun, bahkan di musim kemarau.
Desa Belok/Sidan berjarak sekitar 51 kilometer dari Denpasar dan dapat diakses dengan mudah melalui jalur Sangeh-Petang. Baik dengan sepeda motor, mobil, maupun bus pariwisata, perjalanan menuju lokasi akan membawa wisatawan melewati hutan tropis yang asri dan perbukitan hijau. Salah satu penanda penting di rute ini adalah Jembatan Tukad Bangkung, jembatan tertinggi di Bali, yang berjarak hanya 1,5 kilometer dari ladang bunga.
Meskipun ladang marigold terbuka bagi wisatawan, perlu diingat bahwa area ini merupakan sumber mata pencaharian bagi petani setempat. Oleh karena itu, penting untuk menghormati pemilik lahan dengan meminta izin sebelum memasuki ladang. Sikap sopan dan menghargai lingkungan akan memastikan bahwa tempat ini tetap indah dan dapat dinikmati oleh banyak orang di masa mendatang.
Ladang marigold di Desa Belok/Sidan bukan sekadar destinasi wisata, tetapi juga cerminan harmoni antara alam, budaya, dan spiritualitas Bali. Bagi mereka yang ingin menikmati sisi lain Pulau Dewata yang masih alami, tempat ini adalah pilihan sempurna untuk merasakan ketenangan di tengah pesona alam yang memukau. (TB)