![]() |
Istimewa |
Gunung Semeru yang merupakan gunung tertinggi di Pulau Jawa dan berada di Jawa Timur, mengalami erupsi. Gunung Semeru mengalami erupsi pada Minggu, 4 Desember 2022 dini hari.
Bahkan terjadi awan panas guguran mencapai 11 km dari puncak Gunung Semeru.
Dengan kondisi tersebut, status Gunung Semeru pun naik dari Level III atau siaga menjadi level IV atau awas.
Gunung ini merupakan gunung tertinggi di Pulau Jawa dengan ketinggian mencapai 3.676 meter dari permukaan laut, dengan puncaknya dikenal sebagai Mahameru. Gunung Semeru terletak di Kabupaten Lumajang dan Kabupaten Malang, Jawa Timur.
Gunung Semeru memiliki daya tarik yang kuat bagi para pendaki karena memiliki panorama padang lavender hingga Danau Ranu Kumbolo yang terkenal indah.
Ada legenda menarik dari munculnya gunung ini. Dimana, menurut legenda tersebut, gunung ini dikirim dari India untuk menstabilkan Pulau Jawa. Berikut ulasannya yang dirangkum dari berbagai sumber.
Menurut kepercayaan masyarakat Jawa yang ditulis pada kitab kuno Tantu Pagelaran yang berasal dari abad ke-15, pada dahulu kala Pulau Jawa mengambang di lautan luas. Pulau ini terombang-ambing dan senantiasa berguncang.
Melihat keadaan tersebut, para dewa memutuskan untuk memakukan Pulau Jawa dengan cara memindahkan Gunung Meru di India ke atas Pulau Jawa.
Untuk memindahkan gunung tersebut, Dewa Wisnu menjelma menjadi seekor kura-kura raksasa. Kura-kura raksasa ini kemudian menggendong gunung itu dipunggungnya. Sementara itu, Dewa Brahma menjelma menjadi ular panjang. Ular ini kemudian yang membelitkan tubuhnya pada gunung dan badan kura-kura. Oleh karena itu, gunung itu dapat diangkut dengan aman.
Dewa-dewa tersebut meletakkan gunung itu di atas bagian pertama pulau yang mereka temui, yaitu di bagian barat Pulau Jawa. Tetapi berat gunung itu mengakibatkan ujung pulau bagian timur terangkat ke atas. Kemudian mereka memindahkannya ke bagian timur pulau Jawa.
Ketika gunung Meru dibawa ke timur, serpihan gunung Meru yang tercecer menciptakan jajaran pegunungan di pulau Jawa yang memanjang dari barat ke timur. Akan tetapi ketika puncak Meru dipindahkan ke timur, pulau Jawa masih tetap miring, sehingga para dewa memutuskan untuk memotong sebagian dari gunung itu dan menempatkannya di bagian barat laut.
Penggalan ini membentuk Gunung Pawitra, yang sekarang dikenal dengan nama Gunung Pananggungan. Dan bagian utama dari Gunung Meru, tempat bersemayam Dewa Siwa, sekarang dikenal dengan nama Gunung Semeru. Pada saat Sang Hyang Siwa datang ke pulau Jawa dilihatnya banyak pohon Jawawut, sehingga pulau tersebut dinamakan Jawa.
Lingkungan geografis pulau Jawa dan Bali memang cocok dengan lambang-lambang agama Hindu. Dalam agama Hindu ada kepercayaan tentang Gunung Meru, Gunung Meru dianggap sebagai rumah tempat bersemayam dewa-dewa dan sebagai sarana penghubung di antara bumi (manusia) dan Kayangan. Banyak masyarakat Jawa dan Bali sampai sekarang masih menganggap gunung sebagai tempat kediaman Dewata.
Sementara itu dalam The Seven Summits of Indonesia tulisan dari Hendri Agustin, dalam kepercayaan masyarakat Bali, Gunung Semeru diyakini adalah bapak dari Gunung Agung yang ada di Bali. Sehingga Gunung Semeru juga dihormati oleh masyarakat Bali.
Sementara itu, secara ilmiah disebutkan jika gunung ini terbentuk akibat Subduksi Lempeng Indo-Australia kebawah Lempeng Eurasia. Gunung Semeru juga merupakan gunung berapi tertinggi ketiga di Indonesia setelah Gunung Kerinci di Sumatra dan Gunung Rinjani di Nusa Tenggara Barat. Gunung ini termasuk dalam kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. (TB)