Amor Ing Acintya, Ini Sosok Ketut Santosa Pelukis Wayang Kaca Nagasepaha Buleleng Bali

Author:
Share
Istimewa

Dunia seni di Bali khususnya Buleleng kembali berduka. Salah seorang seniman asal Buleleng berpulang.
Ia adalah I Ketut Santosa, yang pelukis wayang kaca Nagasepaha Buleleng. Ketut Santosa berpulang pada Minggu, 27 November 2022.
Terkait berpulangnya Ketut Santosa dibagikan oleh akun Facebook Resmi Dinas Kebudayaan Buleleng.
“Turut Berduka Cita atas Berpulangnya Bapak Ketut Santosa, Seniman/Pelukis Wayang Kaca Desa Nagasepaha, Kecamatan Buleleng, Buleleng – Bali. Dumogi Amor Ing Acintya,” tulis akun Dinas Kebudayaan Buleleng.
Berikut ini adalah sosok dari Ketut Santosa yang dilansir dari berbagai sumber.
Ketut Santosa lahir di Desa Nagasepaha, Kecamatan Buleleng, Kabupaten Buleleng, Bali tanggal 21 Juli 1970. Ketut Santosa sendiri adalah generasi ketiga dari pelopor lukis wayang kaca di desa Nagasepaha. Dimana pelopor lukis wayang kaca Nagasepaha yaitu almarhum Jro Dalang Diah. 
Karya I Ketut Santosa, telah terjual sampai ke Prancis, Amerika, Jerman, dan Belanda. Ketut Santosa pun sudah mulai melukis Wayang Kaca sejak duduk di bangku kelas 4 SD. 
Sejak tahun 2009 ia mulai meletakkan dasar seni lukis kaca kritik sosial walaupun tidak meninggalkan seni lukis wayang tradisonal yang sebagai pijakan awalnya.
Awalnya, motif yang dikembangkan yakni tahun 1927 adalah berciri klasik. Akan tetapi generasi berikutnya yaitu sejak tahun 2000 mulai dikembangkan dengan tema sosial, budaya, politik, kartun. 
Pengembangan tema lukisan tersebut didasarkan atas riset dari Undiksa yang berusaha menciptakan ketertarikan yang lebih umum (global). Meskipun demikian motif klasik tetap dipertahankan. 
Studio milik I Ketut Santosa pun sudah beberapa kali menjadi ajang PKL, salah satunya dari siswa Undiksha Jurusan Seni Rupa di Singaraja dan juga ISI Denpasar. 
Untuk mempertahankan seni lukis kaca, I Ketut Santosa telah mengkader salah satu putranya yang bernama Made Wijana. Selain itu I Ketut Santosa juga diminta untuk mengajar di sekolah. 
Selain aktif melukis, ia pun sering kali ditunjuk sebagai narasumber workshop serta guru ekstrakurikuler di beberapa sekolah sebagai guru dalam bidang melukis kaca.
Tema-tema yang biasanya diangkat adalah Bhatara Yuda hingga Arjuna Wiwaha. Tapi setelah 1990 barulah ia berinisiatif mencari tema-tema yang kekinian. Seperti demam berdarah, pesawat terbang yang tergelincir sampai dengan demo.
Menurutnya, dalam pembuatan satu lukisan, dirinya bisa menghabiskan waktu selama 3-5 minggu. Proses yang agak lama ini dikarenakan media yang agak cembung dan tidak rata. Atau bisa juga karena sulitnya pencampuran warna ketika melukis.
Selama menekuni seni lukis wayang kaca Nagasepaha, ia telah mengikuti berbagai pameran.
Ketut Santosa melakukan pameran tunggal pada tahun 2020 dengan tajuk Kacamata Santosa, di Museum Puri Lukisan, Ubud.
Juga beberapa pameran bersama seperti “Bali Bangkit”, Serangkaian PKB, Gedung Ksirarnawa Art Center, Denpasar tahun 2022.
“Bali Kanda Rupa”, Pameran Perupa Bali, Museum Puri Lukisan, Ubud tahun 2022.
“Bali Kanda Rupa”, Pameran Perupa Bali, Museum Arma, Ubud tahun 2021.
“Bali Mega Rupa”, Pameran Perupa Bali,Hulu-Arus-Campuhan-Muara, Museum Puri Lukisan-Ubud tahun 2019.
“BAYU PRMANA”, Pameran Seni Lukis Kaca Nagasepaha dalam rangka Pesta Kesenian Bali Ke-41, Gedung Kriya, Taman Budaya Art Center Denpasar-Bali tahun 2019.
Juga Pameran Seni Rupa GONG LAUT di Gedung Manik Bumi, Pantai Indah Singaraja, Bali tahun 2018.
Pameran serangkain Hut Kota Singaraja di Lapangan Bhuwana Patra Singajara tahun 2018. (TB)

   

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!