Ada Nuansa Bali di Pulau Belitung, Dulu Puluhan KK, Kini Jadi Ratusan, Begini Kisahnya

Author:
Share
Istimewa

Kampung Bali ternyata tersebar hampir di pelosok Nusantara. Bahkan kampung itu khas layaknya Bali dengan ciri khas Balinya.
Datang ke kampung Bali ini, akan merasa seperti melihat miniatur Bali. Salah satu kampung Bali ini berada di Pulau Belitung. 
Di Pulau Belitung ada sebuah kawasan bernama Dusun Balitung Desa Pelepak Putih Kecamatan Sijuk, Kabupaten Belitung. Memasuki kawasan yang satu ini, akan disajikan pemandangan rumah-rumah dan pura-pura yang ada di sekitar kampung. Sepanjang jalan sejauh 2 kilometer ini wisatawan akan merasakan nuansa Bali yang ada di Pulau Belitung.
Sebuah gapura khas Bali akan menyambut begitu memasuki Kampung Bali. Masuk lebih ke dalam akan disajikan pemandangan pura-pura yang berdiri megah di pinggir jalan. Selain itu, rumah-rumah dengan sentuhan Bali juga bisa kita lihat di sini. 
Dilansir dari indonesiakaya.com, kampung Bali sudah ada sejak tahun 1991. Masyarakat Bali yang hidup di sini sebagian besar memiliki mata pencaharian sebagai petani dengan membuka ladang kosong yang ada di sekitar kampung.
Ada sekitar 130 kepala keluarga yang menghuni kampung yang juga diberi nama Desa Balitung ini. Sehari-harinya, kampung ini juga dikunjungi wisatawan asing yang ingin merasakan suasana Bali di Pulau Belitung.
Letaknya yang tidak jauh dari kawasan pantai-pantai indah yang membuat kampung ini menjadi salah satu destinasi unik di Pulau Belitung.
Memang memiliki sejarah panjang kenapa banyak warga di Belitung yang keturunan orang Bali asli. Ketika era penjajahn Belanda dulu banyak sekali orang asli Bali yang mengungsi hingga di Belitung. 
Dan akhirnya tinggal di sana hingga memiliki keturunan seperti sekarang ini. Meskipun di Belitung, Kampung Bali ini sudah menjadi tempat wisata di Kepulauan Bangka Belitung yang sangat menarik untuk dikunjungi. Apalagi ketika perayaan umat Hindhu, bakalan banyak wisatawan yang datang. 
Sementara dilansir dari liputan6.com Penduduk Kabupaten Belitung tak hanya melulu berasal dari etnis Melayu, Jawa, dan Tionghoa. Faktanya ada penduduknya berasal dari Bali. Karena itu, warga Belitung sendiri menyebut dusun ini Kampung Bali.
Keberadaan dusun ini bisa dirunut sejak tahun 1990 silam. Ketika itu sekitar 50 kepala keluarga dari berbagai wilayah di Bali datang sebagai transmigran. Setahun kemudian datang lagi sekitar 100 kepala keluarga bergabung dengan warga Bali yang sudah menetap. Sejak itu terbentuklah dusun Balitung yang tak ubahnya bak sebuah desa kecil di Pulau Bali.
Meski menjadi warga minoritas di Belitung, warga dusun terus mempertahankan tradisi leluhur mereka. Hampir di setiap rumah terdapat pura kecil untuk bersembahyang. Selain itu, dusun ini juga memiliki Pura Puseh, pura terbesar yang menjadi tempat bersembahyang warga dusun. Tak hanya warga dusun, keberadaan Pura Puseh juga menjadi kebanggaan warga Belitung.
Tingginya sikap toleransi di antara warga Belitung diakui Pak Nengah, Kepala Dusun Balitung. Apalagi warga dusun ini bersikap terbuka terhadap lingkungan sekitarnya. Tak heran kalau asimilasi pun terjadi antara warga Dusun Balitung dengan warga sekitar. “Ada sekitar sepuluh orang warga kami yang menikah dengan penduduk asli Belitung,” ujar Pak Nengah.
Sikap saling menghargai juga terlihat saat perayaan hari-hari besar agama. “Kami biasanya saling mengundang dan mendatangi,” jelasnya. Karena itu tak ada hambatan bagi warga Kampung Bali untuk melaksanakan ibadah serta ritual keagamaan lainnya.
Tak heran, setiap kali ada turis asing datang ke Belitung, selalu disarankan untuk melongok dusun unik ini. “Kami selalu terbuka menerima kedatangan siapa pun di dusun kami,” ujar Agung, Ketua Adat Dusun Balitung. Dan itu dibuktikan warga sekitar saat menyambut kedatangan puluhan turis asing dari 22 negara yang juga menjadi peserta Sail Indonesia 2010 di Pura Puseh. Upacara adat serta tari-tarian yang ditampilkan membuat kita tak ubahnya sedang berada di Pulau Bali.
Kampung ini berjarak sekitar 30 kilometer dari Kota Tanjung Pandan. Kampung Bali yang didiami oleh masyarakat transmigran dari pulau Bali.
Adat istiadat Bali tidak serta merta ditinggalkan kendati mereka tinggal di Belitung. Namun adat istiadat khususnya upacara adat mereka lakukan dengan menyesuaikan kondisi di daerah tempat tinggal mereka. Tidak seperti di daerah asal mereka, Bali.
Kampung ini akan meriah dengan hiasan penjor yang akan dipasang disepanjang jalan ketika merayakan hari raya Hindu. Terdapat pula sebuah pura besar atau pure Puseh yang menjadi pusat peribadatan penduduk Kampung Bali. Kampung ini menjadi ramai ketika mereka merayakan upacara-upacara seperti Galungan, Kuningan, Saraswati, Melasti dan sebagainya.

   

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!