![]() |
Istimewa |
Sebuah
ketu atau penutup kepala untuk Sulinggih saat muput upakara milik permaisuri
Raja Gianyar Bali ditemukan secara tak sengaja. Ketu tersebut merupakan ketu kuno
yang menghilang selama hampir 80 tahun.
Penemuan
ketu kuno ini diunggah oleh Anak Agung Abhidamma di akun TikTok miliknya yakni
@abhidamaa. Dirinya
pun menceritakan penemuan ketu tersebut lewat dua video yang diunggah dalam
waktu berbeda.
Video
pertama menceritakan bagaiamana awal mulanya ketu tersebut ditemukan. Sedangkan
video kedua menceritakan asal-usul ketu tersebut.
Video
pertama diunggah pada 15 Oktober 2022. Pada caption ia menuliskan: Akhirnya ditemukan
kembali setelah tidak terlihat lebih dari 70 tahun. Lalu
pada video pun diuraikan bagaimana awal mula ketu tersebut ditemukan.
“Saat
bersih-besih gudang di Puri Agung Gianyar saya melihat benda mencurigakan. Karna
penasaran saya coba membuka benda tersebut. Ternyata di dalamnya berisi ketu
kuno yang bertahtakan batu kristal dan batu mirah delima. Beserta aksesorisnya
yang berlapis emas. Diperkirakan sudah ada sejak tahun 1916,” katanya dalam
narasi video tersebut.
Pada
postingan kedua ia kemudian menceritakan sejarah singkat ketu tersebut. Caption
postingan berbunyi: Ketu dan perhiasan bersejarah yang beradal dari tahun 1915.
Video
ini berjudul Ketu Kuno Permaisuri Raja Gianyar. Diuraikan pula bagaimana ketu
ini digunakan oleh permaisuri raja Gianyar.
“Bermula
pada saat Pelebon Raja Gianyar Ida I Dewa Gede Raka yang diselenggarakan pada
tanggal 31 Oktober 1915. Seorang permaisuri beliau yang berasal dari Puri
Sukawati ingin melakukan tradisi mesatya yakni mengorbankan diri dengan cara
melompat ke api membakar diri bersama jasad sang raja.
Namun
sebelum sang permaisuri mesatia berhasil digagalkan oleh pemerintah kolonial
saat itu yang sudah melarang tradisi tersebut sejak tahun 1903. Karena beliau
sebelumnya sudah melakukan ritual pembersihan diri tetapi gagal mesatia, maka beliau
melaksanakan Upacara Dwijati dan menjadi sulinggih akhir tahun 1915.
Sejak
itu pula beliau mulai menggunakan ketu ini beserta perlengkapannya hingga
beliau meninggal tahun 1942. Semenjak beliau meninggal ketu ini tidak diketahui
keberadaannya. Hingga akhirnya saya temukan kembali setelah kurang lebih 80
tahun menghilang,” tulisnya dalam narasi video. (TB)