Ramalan Kelahiran Senin Wage Dukut Lengkap dengan Umur, Sifat, Nasib, hingga Upakaranya Menurut Bali

Author:
Share
pixabay.com

Senin
Wage Dukut merupakan pertemuan antara Saptawara Soma atau Senin, dengan
Pancawara Wage dan wuku Dukut.

Seperti
inilah umur dan nasib seseorang yang lahir Senin Wage menurut ramalan wariga
Bali.

Senin
memiliki urip 4, sedangkan Wage memiliki urip 4. Jika dijumlahkan, hasilnya
adalah 8.

Untuk
megetahui umurnya dikalikan 6 sehingga hasilnya adalah 48.

Jadi
jatah umur kelahiran Senin Wage adalah 48 tahun.

Selanjutnya,
untuk mengetahui nasibnya menggunakan tabel Pal Sri Sedana sebagai berikut.

Umur
0 – 6 tahun hidupnya baik sekali. Kemudian umur 7 – 12 tahun nilainya turun
menjadi 1 yang artinya penghasilan sedikit.

Umur
13 – 18 tahun nilainya nol yang artinya mengalami kesakitan atau penderitaan.
Penghasilan kembali sedikit saat umur 19 – 24 tahun.

Umur
25 – 30 tahun kembali menderita atau kesakitan. Umur 31 – 36 tahun kehidupannya
baik.

Saat
umur 37 – 34 tahun turun kembali kesakitan atau penderitaan. Dan saat umur 43 –
48 tahun naik drastis dan fantastis dengan nilai 7 yang artinya hidup mewah.

Tenung
atau ramalan lahir hari Senin atau Soma menurut Lontar Wrehaspati Kalpa yakni
dewanya yakni Bhatara Wisnu dan kalanya adalah Kalajereng. 

Untuk
Bhutanya adalah Wolu, Kumba, kayunya pule. 

Hari
Senin burungnya adalah jangkung, dan wayangnya togog. 

Mayanya
adalah bulan, lintangnya naga.

Adapun
sakit yang diderita seseorang yang lahir Senin adalah parang, borok, koreng,
anyang-anyangan, sula, puruh, gendeng-gendengan, ayan, nyakitang awak,
ibuk. 

Kelahiran
Senin matinya yaitu untuk laki-laki mati mimpi dan perempuan mati karena
tiwang. 

Sementara
untuk caru atau upakaranya menggunakan sarana beras 4 catu, kelapa 5 bungkul,
telur 4 butir, benang 4 tukel, pisang 4 ijas, uang 444, menjadi satu
bakul. 

Panglukatan
payuk 4 butir, dengan air 4 mata air, sayut sipta rengga 1 dulang dengan nasi
ireng, dengan pucuk bunga teleng biru, dagingnya ayam brumbun di panggang,
mapecel mica genten. 

Ayam
dipotong-potong digoreng kuncup, lalu peras, suci satu unit, dengan daging itik
telah pernah bertelur, dipersembahkan kehadapan Dewa Matahari.

Juga
menggunakan prayascita, durmanggala dan melukat di sanggah kamulan. 

Yang
melakukan semestinya seorang Pandita. 

Adapun
perilaku anak lahir Senin adalah bagus segala yang dikerjakan. 

Selanjutnya
kehidupan seseorang yang lahir pada Pancawara Wage dewanya adalah Wisnu, dan
widyadarinya adalah tunjung biru.

Widyadaranya
wang bang waiipita, babunya babu godel-babu pangguh. 

Waktu
kambuh penyakitnya yakni ketika masa lumangkang, bisa duduk, bisa jalan-jalan,
bisa berpakaian, dan masa remaja. 

Sementara
banten tetebusannya adalah tumpeng gurih atungtung ireng, daging ayam ireng
dipanggang, di bawah penek uang 44.

Juga
buah-buahan, godoh tumpi, sega liwet mewadah pinggan, dagingnya babi seharga
44. 

Pupuknya
yakni bungan jangitan, sebut kala Prayoni.

Sementara
untuk perilaku dari kelahiran Wage ini adalah keras hati. 

Untuk
wuku Dukut, dewanya Sakri bermakna keras hati, kawin dengan orang yang baik
rupanya, menurun kepada anak.

Menghadapkan
keris terhunus, berhati-hati, tajam otaknya, kalau melihat barangbarang lantas
timbul keinginannya. 

Pohon
pandan wangi, tempatnya sunyi bermakna serakah, tidak boleh didekati. Burung
ayam afas artinya dicintai oleh para pembesar, cepat memikir, terpakai
pekerjaannya, sombong, banyak pengharapan yang baik, suka kepada tempat yang
sunyi. 

Gedung
di belakang artinya hemat dan kikir. Kecelakaan di medan perang.

Penolaknya
yakni bersedekah nasi tumpeng dari beras sepitrah, panggang ayam berumbun
putih, selawat 10 sen, doanya selamat pina. 

Gambarannya
tunggal asri senakeraning nata, bagus rupanya, penakut. Kala wuku ada di
Tenggara, dalam 7 hari tidak boleh bepergian menuju tempat kala. Hari yang baik
ialah Senin, Rabu, Jumat dan Sabtu. (TB) 

   

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!