Sumber: pixabay.com |
Kematian
merupakan sebuah misteri yang tak bisa ditebak. Seseorang tak pernah tahu
secara pasti kapan ia akan menuju ke alam kematian. Ia juga tak tahu dengan
cara apa ia akan menjumpai kematian itu. Namun, seseorang hanya bisa berbuat
melakukan sebuah perbuatan yang baik atau di jalan dharma untuk mendapatkan
yang terbaik di alam setelah kematian.
Seseorang
yang dilahirkan ke dunia juga telah membawa jatah kehidupannya masing-masing,
termasuk kematian. Konon semua sudah disuratkan oleh tuhan dan kita sebut
sebagai tulis gidat.
Akan
tetapi, dalam konteks wariga, umur seseorang di dunia ini bisa dihitung. Dengan
wariga ini bisa dihitung saat umur berapa seseorang tersebut akan meninggal.
Akan tetapi tak ada yang memastikan apakah ini benar atau tidak. Entah benar
atau tidak, mari perlakukan ini sebagai sebuah pengetahuan yang harus
dipelajari.
Untuk
bisa mengetahui sampai umur berapa masih bisa hidup di dunia, bisa menggunakan
penjumlahan urip pancawara dan urip saptawara dari seseorang. Setelah urip
tersebut dijumlahkan, tinggal dikalikan enam.
Misalkan
seseorang lahir pada Soma atau Senin Umanis. Soma atau Senin memiliki urip 4,
sedangkan untuk Umanis memiliki urip 5. Jika urip dari Senin dan Umanis
tersebut dijumlahkan, maka hasilnya adalah 9. Untuk mengetahui jatah umurnya di
dunia tinggal mengalikan jumlah urip tersebut yakni 9 dengan 6 dan dihasilkan
54. Sehingga berdasarkan perhitungan wariga, umur seseorang yang lahir Senin
Umanis yakni 54 tahun.
Bagaimana
ada yang ingin tahu jatah kehidupannya di dunia berdasarkan perhitungan
tersebut? Silahkan dicoba sendiri.
Terkait
percaya atau tidak dengan kalkulasi tersebut, kembali ke diri masing-masing.
Karena sekali lagi tak ada yang bisa meramalkan kehidupan seseorang di dunia
ini. Hanya Ida Sang Hyang Widhi Wasa yang mengetahui semuanya. (TB)