Lontar Bali Banyak Disakralkan Tapi Jarang Dibaca dan Dipelajari Isinya Oleh Masyarakat

Author:
Share

Festival Konservasi Lontar digelar di Griya Prabhu, Br. Denkayu Baleran, Desa Werdi Bhuwana, Kecamatan Mengwi, Badung, Bali pada Senin 17 Februari 2025. Acara ini merupakan kerja sama Dinas Kebudayaan (Disbud) Kabupaten Badung dengan Disbud Provinsi Bali dalam rangkaian Bulan Bahasa Bali ke-7. 

Kegiatan ini bertujuan untuk melestarikan naskah kuno yang selama ini banyak disakralkan, namun jarang dibaca dan dipelajari isinya oleh masyarakat.

Pamong Budaya Ahli Muda Dinas Kebudayaan Provinsi Bali Ida Bagus Made Purwita, Kepala Bidang Sejarah Disbud Badung Ni Nyoman Indrawati, Koordinator Penyuluh Bahasa Bali Kabupaten Badung I Nyoman Sugita, serta perwakilan Dinas Kearsipan Kabupaten Badung turut hadir dalam acara tersebut.

Kabid Sejarah Disbud Badung Ni Nyoman Indrawati menegaskan bahwa konservasi lontar menjadi program berkelanjutan untuk menjaga bahasa, aksara, dan sastra Bali. “Setiap tahun kami berupaya melestarikan lontar, karena di dalamnya terdapat ilmu pengetahuan penting mengenai tradisi, seni, budaya, dan bahasa,” jelasnya.

Namun, Indrawati menyoroti bahwa banyak masyarakat yang lebih menekankan kesakralan lontar tanpa memahami isinya. Hal ini menyebabkan ilmu yang tersimpan di dalamnya terancam hilang. 

“Banyak yang takut menurunkan dan membaca lontar. Padahal, jika hanya disakralkan tanpa dipelajari, ilmu di dalamnya akan lenyap. Kami berharap masyarakat dapat memberikan ruang bagi pemerintah untuk melakukan konservasi,” imbuhnya.

Melalui festival ini, pemerintah ingin membangun kesadaran bahwa konservasi lontar bukan sekadar menjaga fisik naskah, tetapi juga menghidupkan kembali nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Diharapkan upaya ini dapat membangkitkan minat generasi muda dalam memahami warisan leluhur mereka. (TB)

   

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!