Ketika mendengar kata “Joger”, banyak wisatawan langsung teringat akan kaos oblong berisi kata-kata nyentrik dan penuh makna.
Joger bukan hanya sekadar toko oleh-oleh, melainkan ikon budaya pop lokal yang mencerminkan semangat kreatif khas Bali.
Di balik kepopulerannya, berdiri sosok visioner bernama Joseph Theodorus Wulianadi, atau akrab disapa Mr. Joger.
Lahir di Denpasar pada 5 September 1951, Joseph tumbuh dan menempuh pendidikan dasar hingga menengah di Bali, lalu melanjutkan ke Fakultas Ekonomi Universitas Widya Mandala, Surabaya.
Namun, panggilan hatinya membawanya ke Jerman Barat pada 1973 untuk belajar di sekolah perhotelan Hotelfachshule, Bad Wiessee.
Di sanalah ia bertemu dengan seorang sahabat asal Jerman, Gerhard Seeger, yang kemudian memainkan peran penting dalam kelahiran nama Joger.

Ketika Joseph menikah dengan Ery Kusdarijati, Gerhard menghadiahinya uang sebesar USD 20.000—jumlah yang cukup besar pada masa itu.
Uang inilah yang menjadi cikal bakal modal pendirian sebuah toko kecil di Jalan Sulawesi No. 37, Denpasar, yang resmi berdiri pada 19 Januari 1981.
Nama “Joger” sendiri merupakan gabungan dari JOseph dan GERhard—bukti penghormatan mendalam Joseph pada sahabatnya.
Awalnya bernama Art & Batik Shop Joger, toko ini menjual beragam kerajinan seni dan batik.
Namun, konsep unik yang diusung Joseph, yakni menjual kaos dengan kata-kata unik penuh motivasi dan sentilan hidup, menjadikan Joger cepat dikenal.
Kaos-kaos tersebut bukan sekadar pakaian, melainkan media ekspresi dan sindiran sosial yang menghibur dan mencerdaskan.
Meski sempat membuka beberapa toko di Denpasar dan Kuta, pada 7 Juli 1987, Joseph memutuskan untuk menutup semua cabang kecuali satu: toko di Jalan Raya Kuta.
Joger juga berlokasi di Jalan Raya Denpasar-Bedugul, desa Luwus, Batutiri, Tabanan, Bali.
Keputusan ini diambil untuk menjaga kualitas dan nilai eksklusivitas produk Joger.
Kini, toko tersebut dikenal luas sebagai Joger Pabrik Kata-Kata, dan menjadi destinasi wajib bagi wisatawan di Bali.
Sosok Joseph dikenal sebagai pribadi nyeleneh, jujur, dan penuh semangat.
Filosofi hidupnya yang terangkum dalam prinsip BAJU2RA6BER (BAik, JUjur, RAmah, RAjin, BERtanggung jawab, BERani, BERinisiatif, BERsyukur) membentuk fondasi kuat bagi Joger sebagai brand yang tidak hanya menjual produk, tapi juga menyebarkan nilai dan kebijaksanaan hidup.
Kisah Joseph Theodorus Wulianadi adalah bukti bahwa usaha yang dibangun dengan ketulusan, kreativitas, dan prinsip kuat dapat mengakar dan menginspirasi banyak orang.
Dari sebuah toko kecil, Joger menjelma menjadi legenda oleh-oleh Bali yang dicintai lintas generasi. (TB)