Sejarah Desa Musi, Buleleng, Awalnya Dihuni 2 Orang

Author:
Share

Desa Musi terletak di Kecamatan Gerokgak, Kabupaten Buleleng, Provinsi Bali. Desa ini berada pada ketinggian sekitar 50 meter di atas permukaan laut. 

Sejarah terbentuknya Desa Musi berawal dari perambahan hutan yang dilakukan atas izin pimpinan District pada tahun 1937. Perintis utama dalam pembukaan lahan ini berasal dari berbagai daerah, seperti Karangasem dan Bubunan.  

Tokoh-tokoh yang berperan dalam perambahan tersebut di antaranya adalah Pan Ratni dari Karangasem dan Pan Kasul dari Bubunan, beserta beberapa rekan mereka. Pada awalnya, wilayah ini hanya dihuni oleh dua orang, yang kemudian mulai bercocok tanam dengan menanam jagung dan ketela pohon. 

Keberhasilan mereka dalam bertani menarik perhatian keluarga serta kerabat mereka, sehingga semakin banyak pendatang yang menetap di wilayah ini.    

Pada tahun 1938, jumlah penduduk di kawasan ini meningkat menjadi 38 kepala keluarga. Dengan bertambahnya penduduk, struktur kepemimpinan desa mulai dibentuk. 

Saat itu, wilayah ini telah memiliki dua banjar dinas, yaitu Banjar Dinas Musi dan Banjar Dinas Madan. Kepemimpinan dipegang oleh I Made Pageh, yang ditunjuk sebagai kelian banjar.  

Dalam perkembangannya, masyarakat yang menetap di Desa Musi membentuk kelompok-kelompok berdasarkan asal daerah mereka. Hal ini menyebabkan munculnya beberapa kelompok yang kemudian disebut Banjar Karangasem, Banjar Bubunan, dan lain-lain.  

Sejak masa awal pembentukannya, Desa Musi terus berkembang hingga menjadi salah satu desa di Kecamatan Gerokgak yang memiliki sejarah panjang dalam proses transmigrasi lokal dan pembukaan lahan pertanian. Keberanian para perintis dalam membuka hutan menjadi lahan produktif menjadi fondasi bagi pertumbuhan desa hingga saat ini. (TB)

   

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!