Sejarah Kelurahan Serangan Denpasar, Konon Berasal dari Sira Angen

Author:
Share
Pulau Serangan merupakan sebuah kelurahan sekaligus pulau kecil yang berada di wilayah Kecamatan Denpasar Selatan, Kota Denpasar, Provinsi Bali. Memiliki panjang maksimum 2,9 km serta lebar 1 km. Dikenal sebagai “Pulau Penyu,” Serangan menyimpan sejarah panjang, budaya yang kaya, serta potensi wisata bahari yang menarik.
Dilansir dari website Kota Denpasar, nama Serangan diyakini berasal dari gabungan kata sira dan angen, yang dalam bahasa lokal berarti “sayang” atau “rindu.” Konon, para pelaut dari Makassar yang singgah di pulau ini dalam perjalanan panjang mereka merasakan kenyamanan dan keindahan alam Serangan. 
Karena rasa keterikatan yang mendalam, banyak di antara mereka yang akhirnya memilih untuk menetap di sana. Hal ini menjadikan Pulau Serangan sebagai rumah bagi komunitas Bugis-Makassar yang telah bermukim turun-temurun dan membentuk pemukiman bernama Kampung Bugis.
Dahulu, mayoritas penduduk Pulau Serangan berprofesi sebagai nelayan. Namun, setelah adanya proyek reklamasi yang mengubah garis pantai dan ekosistem laut di sekitar pulau, banyak warga yang beralih profesi, seperti pembudidaya rumput laut dan pekerja di sektor wisata bahari.
Pulau Serangan menjadi salah satu contoh harmonisasi antara dua budaya besar, yakni Hindu Bali dan Islam dari suku Bugis-Makassar. Di pulau ini terdapat Pura Sakenan, salah satu dari enam pura paling suci di Bali, yang menjadi pusat perayaan Hari Raya Kuningan bagi umat Hindu. 
Pada masa lalu, para pemedek (umat Hindu) yang hendak bersembahyang di Pura Sakenan harus menggunakan jukung (perahu kecil). Namun, kini akses ke pura tersebut lebih mudah dengan adanya jembatan penghubung antara Serangan dan Denpasar.
Selain Pura Sakenan, terdapat pula Masjid Asyuhada, yang menjadi pusat ibadah bagi komunitas Muslim di pulau ini. Kehadiran kedua tempat suci ini menjadikan Pulau Serangan sebagai simbol toleransi dan keberagaman yang kuat di Bali.
Pulau Serangan telah berkembang menjadi destinasi wisata dengan beragam atraksi berbasis budaya, sejarah, serta ekologi. Salah satu daya tarik utama pulau ini adalah konservasi penyu, di mana wisatawan dapat melihat pelepasan tukik (anak penyu) ke laut. Selain itu, terdapat program Terumbu Karang Asuh dan Penanaman Bakau, yang bertujuan untuk menjaga keseimbangan ekosistem laut dan pantai Serangan.
Bagi pecinta wisata petualangan, Serangan menawarkan berbagai aktivitas menarik seperti fotografi alam, bersepeda, trekking, serta memancing. Sementara itu, wisata kuliner di pulau ini juga tidak kalah menggoda, dengan hidangan khas seperti ikan bakar bumbu Serangan, rujak bulung (rumput laut), dan kerupuk Klejat yang berbahan dasar hasil laut lokal.
Selain wisata alam dan bahari, Pulau Serangan juga menjadi pusat edukasi budaya dan teknologi bahari tradisional. Pengunjung dapat menyaksikan seni budaya khas Serangan yang menggabungkan unsur tradisional dan modern, serta mempelajari teknologi pembuatan perahu jukung yang telah digunakan oleh nelayan sejak zaman dahulu.
Dengan segala keunikan sejarah, budaya, serta kekayaan alamnya, Pulau Serangan menjadi contoh nyata bagaimana pelestarian lingkungan, pariwisata, dan warisan budaya dapat berjalan beriringan. Tidak hanya sebagai destinasi wisata, Serangan juga berperan sebagai pusat konservasi dan edukasi yang penting bagi generasi mendatang. (TB)
   

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!