Mengenal Upacara Gigi Tanggal atau Makupak dalam Tradisi Hindu Bali, Ini Makna, Banten, Tata Caranya

Author:
Share

Dalam tradisi Bali, terdapat berbagai upacara yang menandai tahapan kehidupan manusia, salah satunya adalah upacara yang dikenal dengan Makupak atau Maketus.

Upacara ini dilakukan saat seorang anak mulai mengalami proses tanggal gigi untuk pertama kalinya.

Momen ini dianggap penting karena menandai peralihan dari masa kanak-kanak menuju fase pertumbuhan yang lebih matang.

Upacara Tanggal Gigi memiliki nilai filosofis yang mendalam.

Tujuannya adalah untuk mempersiapkan anak secara spiritual dan lahiriah dalam menapaki perjalanan hidup berikutnya.

Dalam kepercayaan masyarakat Bali, masa peralihan ini dianggap sebagai masa yang rentan, sehingga diperlukan upacara penyucian dan perlindungan agar anak mendapat restu dan keselamatan dari Sang Pencipta.

BACA JUGA  Sejarah Desa Punggul Badung, Berkaitan dengan Keturunan I Gusti Ngurah Dawuh Sakti

Upacara ini termasuk dalam kategori Manusa Yadnya, yakni serangkaian upacara yang ditujukan kepada manusia sebagai bentuk pengorbanan suci tanpa pamrih demi mencapai kesempurnaan hidup.

Melalui upacara ini, diharapkan anak memperoleh perlindungan spiritual, meningkatnya kesadaran diri, serta kesiapan dalam menjalani kehidupan sosial dan pendidikan ke depan.

Selain aspek spiritual, pelaksanaan upacara ini juga mengandung harapan akan meningkatnya kualitas hidup sang anak.

BACA JUGA  Kemenuh Monkey River Gianyar, Perpaduan Alam, Satwa Liar, dan Spiritualitas Bali

Ini mencakup dorongan terhadap kemajuan pendidikan, kesehatan, dan kemandirian.

Tanggalnya gigi dianggap sebagai pertanda perubahan fisik, termasuk bentuk wajah yang mulai berkembang, yang mencerminkan proses tumbuh kembang anak.

Beberapa perlengkapan upacara yang digunakan antara lain:

  • Banten Byakala
  • Sesayut atau tatebasan
  • Canang sari sebagai sarana persembahan

Upacara ini biasanya dilaksanakan di rumah dan dipimpin oleh anggota keluarga tertua.

Prosesi diawali dengan doa dan pemujaan kepada Hyang Widhi Wasa, diikuti dengan persembahan banten.

BACA JUGA  Biodata dan Profil Kadek Indra Yoni, Wanita Bali Pemilik Usaha Yoni Skincare, Lengkap Asal

Anak yang menjadi pusat upacara kemudian diajarkan cara bersembahyang yang benar sebagai bentuk pengenalan terhadap nilai-nilai spiritual.

Selanjutnya dilakukan natab sesayut, yaitu ritual pemujaan dengan sarana tertentu. Sebagai penutup, anak akan diperciki tirta atau air suci sebagai simbol penyucian dan perlindungan.

Dengan segala maknanya, upacara Tanggal Gigi bukan hanya sekadar tradisi, melainkan cerminan kearifan lokal dalam membimbing generasi muda menuju kehidupan yang harmonis dan penuh makna. (TB)

   

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!