Ajik Perak adalah salah satu tokoh ikonik dalam seni Drama Gong di Bali. Sosok ini diperankan oleh Sang Ketut Arsa, seorang seniman asal Bangli yang dikenal luas sejak era 1980-an. Nama Ajik Perak bukan hanya populer di Bali, tetapi juga di berbagai daerah lain di Indonesia.
Sang Ketut Arsa lahir pada 27 Agustus 1957 di Banjar Teruna, Desa Taman Bali, Bangli. Kecintaannya terhadap seni sudah tumbuh sejak usia muda. Ia mulai menekuni dunia seni pertunjukan sejak tahun 1970, ketika pementasan Drama Gong marak digelar di berbagai desa di Bali.
Tahun 1980 menjadi momen penting dalam perjalanan seninya. Pada tahun itulah ia mulai dikenal dengan nama panggung Ajik Perak, yang kemudian melekat erat dalam dunia Drama Gong. Dengan dedikasi tinggi, ia terus berkarya dan mempertahankan eksistensinya di dunia seni selama hampir lima dekade.
Karier Ajik Perak di dunia Drama Gong tidak hanya sekadar tampil di berbagai pementasan. Ia juga menorehkan prestasi yang membanggakan. Salah satu pencapaiannya yang paling gemilang adalah ketika berhasil meraih Juara I Umum Drama Gong Bali pada tahun 1983.
Keberhasilannya dalam seni pertunjukan membawa namanya melampaui batas wilayah Bali. Selain sering tampil di berbagai kota di Pulau Dewata, ia juga mendapat kesempatan untuk mementaskan Drama Gong di berbagai daerah di luar Bali, seperti Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, dan Lampung.
Sebagai seorang seniman yang telah mengabdikan hidupnya pada Drama Gong selama hampir 50 tahun, Ajik Perak menjadi salah satu tokoh yang berperan dalam menjaga dan mengembangkan seni tradisional Bali. Keberadaannya memberikan inspirasi bagi generasi muda untuk terus mencintai dan melestarikan kesenian lokal.
Dengan pengalaman dan pencapaiannya, Ajik Perak bukan hanya sekadar seorang aktor panggung, tetapi juga bagian dari sejarah perjalanan Drama Gong Bali. Namanya tetap dikenang sebagai sosok yang berkontribusi besar dalam dunia seni pertunjukan di Pulau Dewata dan sekitarnya. (TB)