Setelah tiga dekade, krama penyungsung Pura Ibu Sari Dalem Tarukan di Banjar Lumintang, Desa Adat Denpasar, kembali menggelar karya agung yang sakral.
Karya ini mencakup upacara Ngenteg Linggih, Mupuk Pedagingan, hingga Caru Panca Sanak Agung, dan menjadi momen bersejarah sejak terakhir kali digelar pada tahun 1989.
Puncak upacara dilangsungkan bertepatan dengan piodalan pura pada Buda Cemeng Merakih, Rabu, 11 Juni 2025.
Upacara ini dipuput oleh dua sulinggih, yakni Ida Pedanda Gede Sari Arimbawa Putra Keniten dan Ida Pedanda Istri Mayun Keniten dari Griya Tegal Sari, Denpasar.
“Ini adalah karya besar yang sangat disucikan, apalagi didukung oleh renovasi fisik pura yang telah rampung,” ujar Jro Mangku Ketut Sudiarta, seraya menambahkan bahwa rangkaian karya diawali sejak 12 Mei 2025 dan akan berakhir pada 22 Juni 2025 dengan upacara Nyegara Gunung.
I Wayan Suanda, selaku pengelingir pura, menegaskan bahwa karya agung ini melibatkan sembilan sulinggih sejak awal hingga akhir upacara. “Karya ini menjadi momen spiritual luar biasa bagi seluruh penyungsung. Kami berharap ini bisa menguatkan nilai keagamaan dan kebersamaan warga adat,” jelasnya.
I Ketut Suardika, pengurus pura, menyebutkan bahwa Pura Ibu Sari diempon oleh 83 KK dari Banjar Lumintang. Namun penyungsung juga berasal dari berbagai daerah di Bali seperti Tandeg, Plaza Kuta, Kapal, Tampak Gangsul, Selingsing, Antap Bajra, dan Busung Biu Buleleng.
Rangkaian upacara dimulai dengan Mepiuning pada 12 Mei, dilanjutkan dengan Nuasen Nanceb Pampang (29 Mei), Negtegang Beras dan Melaspas Mewangunan (30 Mei), pengambilan tirta (3 Juni), Ngingsah dan Ngadegang Manik Galih (4 Juni), Caru Panca Sanak dan Menyama Raja (7 Juni), hingga Melasti ke Pantai Mertasari (9 Juni) yang dipuput Ida Pedanda Gede Putra Karang dari Griya Jempiring Kreneng.
Setelah melasti, dilaksanakan upacara Mendak Siwi dan Mepepada pada 10 Juni. Puncak karya pada 11 Juni diiringi berbagai pementasan sakral seperti Rejang Dewa, Tari Topeng, Kidung, Gong, hingga Topeng Sidakarya.
Sebagai penutup, upacara Nyenuk, Nyineb Karya, Nuek Bagia Pulakerti, Mejauman, dan Nyolahang Rare Angon digelar pada Minggu, 15 Juni 2025. Upacara Nyegara Gunung sebagai penutup karya dijadwalkan berlangsung pada 22 Juni.
“Partisipasi masyarakat sangat luar biasa. Semua bersatu untuk menyukseskan yadnya ini dengan tulus ikhlas demi warisan spiritual yang luhur,” pungkas I Ketut Suardika. (TB)