Prof. Dr. dr. Cokorda Bagus Jaya Lesmana, Sked, SpKJ Subsp K (K), MARS, merupakan sosok berpengaruh dalam bidang psikiatri komunitas dan budaya di Indonesia. Awal tahun 2025, ia dikukuhkan sebagai Guru Besar di Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, menjadikannya guru besar termuda dalam bidang psikiatri serta yang pertama dalam subdisiplin Psikiatri Komunitas.
Saat ini, ia menjabat sebagai Kepala Divisi Psikiatri Budaya di Departemen Psikiatri Universitas Udayana dan Ketua Seksi Psikiatri Budaya pada Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia (PDSKJI).
Lahir di Denpasar pada 4 Maret 1976, Cokorda Bagus Jaya Lesmana berasal dari keluarga akademisi dan dokter yang berpengaruh di Bali. Ayahnya, Prof. Dr. dr. Tjokorda Alit Kamar Adnyana, SpFK, serta ibunya, Prof. Dr. dr. Luh Ketut Suryani, SpKJ(K), merupakan figur penting dalam dunia medis.
Sejak kecil, ia mengenyam pendidikan di Denpasar, mulai dari SD Saraswati 1, SMP Negeri 3, hingga SMA Negeri 2 Denpasar. Ketertarikannya pada dunia medis membawanya menempuh studi di Universitas Wijaya Kusuma Surabaya, tempat ia meraih gelar dokter umum (1994-2002).
Ia kemudian melanjutkan pendidikan spesialis psikiatri di Universitas Udayana (2002-2005) dan menempuh subspesialisasi Psikiatri Komunitas di Kolegium Psikiatri Indonesia (2014). Demi memperdalam manajemen layanan kesehatan, ia menyelesaikan Magister Administrasi Rumah Sakit di Universitas Indonesia (2016-2018), serta meraih gelar doktor dalam Biomedik di Universitas Udayana (2008-2012).
Sejak tahun 2005, ia aktif dalam upaya kesehatan mental bersama Suryani Institute for Mental Health (SIMH). Salah satu penelitiannya di Karangasem, Bali, menemukan bahwa 895 orang mengalami gangguan jiwa kronis, dengan 35 di antaranya dipasung selama 5 hingga 30 tahun. Studi ini menunjukkan bahwa sistem kesehatan mental di Indonesia masih berfokus pada layanan berbasis rumah sakit, sementara pasien dengan gangguan kronis membutuhkan pendekatan berbasis komunitas.
Hasil penelitian ini mendorongnya untuk merancang program inovatif bagi orang dengan gangguan jiwa (ODGJ), terutama mereka yang telah lama mengalami pemasungan. Melalui edukasi masyarakat, pendampingan keluarga, dan layanan psikiatri berbasis rumah tangga, program ini berhasil merehabilitasi lebih dari 300 pasien per tahun, serta membebaskan lebih dari 90 orang dari pasungan.
Cokorda Bagus Jaya Lesmana memperkenalkan konsep mind-body-spirit sociocultural process, yang mengintegrasikan aspek medis, sosial, dan spiritual dalam perawatan kesehatan mental. Ia juga mengembangkan program unggulan Psikiatri Budaya di Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, menjadikannya pusat pendidikan subspesialis psikiatri budaya di Indonesia.
Pendekatan ini mendapat pengakuan dari Kolegium Psikiatri Indonesia dan membuka peluang Universitas Udayana untuk menjadi pusat pendidikan subspesialis psikiatri budaya di masa depan. Salah satu inovasinya adalah terapi Spiritual Hypnosis Assisted Therapy (SHAT), yang membantu pasien merekonstruksi kembali memori traumatik hingga ke pengalaman dalam kandungan.
Sebagai akademisi, ia aktif dalam studi kolaboratif dengan berbagai universitas dunia, seperti University of Edinburgh, University of Sydney, University of California (Davis), dan Leiden University. Ia juga merupakan alumni International Visitor Leadership Program (IVLP) tahun 2021 dari Departemen Luar Negeri Amerika Serikat.
Penghargaan yang telah diraihnya meliputi Bronze Medal Journalistic Photo Print, Salon Photo Indonesia XXXII (2011), Best Oral Communication dari Biological Psychiatry and Psychopharmacology Division of IPA (2013), Young Investigator Travel Award dari Australasian Schizophrenia Conference (2013), International Fellow dari American Psychiatric Association (2015), serta Satya Lancana Karya Satya 10 tahun (2018) dan 20 tahun (2024) dari Presiden Republik Indonesia.
Saat ini, ia tengah mengerjakan proyek Breaking Barriers: Advancing FemTech Design for Mental Health Support to Women in Rural Regions di bawah KONEKSI Research Collaborative Grant – Digital Transformation. Proyek ini merupakan kerja sama antara University of Sydney dan Universitas Udayana dalam pengembangan prototipe FemTech yang sensitif secara budaya untuk meningkatkan dukungan kesehatan mental perempuan di pedesaan Bali.
Dengan melibatkan komunitas lokal, tenaga kesehatan, dan pemerintah, proyek ini bertujuan mengurangi stigma kesehatan mental, memperluas akses layanan, serta memberdayakan perempuan dalam pengelolaan kesehatan mental mereka.
Melalui pendekatan yang mengedepankan transformasi dari model rumah sakit ke layanan berbasis komunitas, Cokorda Bagus Jaya Lesmana berharap dapat menciptakan sistem kesehatan mental yang lebih inklusif dan efektif. Ia menegaskan bahwa kesehatan mental bukan hanya tanggung jawab tenaga medis, melainkan juga kewajiban bersama antara akademisi, pemerintah, tenaga kesehatan, dan masyarakat.
Dengan dedikasi dan inovasi yang terus ia kembangkan, ia menjadi salah satu pelopor utama dalam reformasi layanan kesehatan mental di Indonesia. Perjuangannya masih berlanjut untuk memastikan bahwa setiap individu, tanpa terkecuali, dapat mengakses layanan kesehatan mental yang lebih baik. (TB)