![]() |
Istimewa |
Wakil Wali Kota Denpasar, I Kadek Agus Arya Wibawa, secara resmi menutup rangkaian Konseling dan Workshop Pra Perkawinan Hindu yang berlangsung di Wantilan Pura Lokanatha, Denpasar, pada Minggu 2 Februari 2025. Program ini merupakan hasil kerja sama antara Pemerintah Kota Denpasar, Wanita Hindu Dharma Indonesia (WHDI) Kota Denpasar, dan Yayasan Sarwe Sukhinah Bhawantu.
Penutupan kegiatan yang telah berjalan sejak Oktober 2024 ini ditandai dengan pelepasan nametag serta penyerahan sertifikat kepada para peserta oleh Arya Wibawa. Tak hanya itu, ia juga turut berbaur dengan peserta yang tengah mengikuti sesi praktik Tedun Ke Banjar (Ngelawar).
Acara ini turut dihadiri oleh Ketua WHDI Kota Denpasar, Ny. Sagung Antari Jaya Negara, Ketua GOW Kota Denpasar, Ny. Ayu Kristi Arya Wibawa, serta sejumlah tamu undangan lainnya.
Dalam sambutannya, Arya Wibawa menegaskan pentingnya kesiapan calon pengantin dalam membangun keluarga yang berkualitas. Ia menekankan bahwa pemenuhan gizi, kesehatan, dan pemahaman mendalam tentang kehidupan rumah tangga harus disiapkan sejak dini agar generasi yang dilahirkan nantinya tumbuh sehat secara fisik dan mental.
“Program ini sangat penting bagi calon pengantin agar mereka memiliki bekal yang cukup sebelum memasuki jenjang pernikahan. Dengan adanya pembekalan ini, mereka tidak hanya memahami aspek budaya dan kesehatan, tetapi juga kesiapan psikologis serta finansial dalam berumah tangga,” ujar Arya Wibawa.
Sementara itu, Ketua Yayasan Sarwe Sukhinah Bhawantu, Dr. Ida Ayu Alit Maharani, S.Psi., M.Si., menjelaskan bahwa Konseling dan Workshop Pra Perkawinan Hindu ini telah berlangsung sejak 18-19 Oktober dan 25-27 Oktober 2024, kemudian ditutup pada 2 Februari 2025 dengan materi terakhir yang membahas persiapan Tedun Ke Banjar.
Sebanyak 10 pasang calon pengantin dari empat kecamatan di Denpasar mengikuti pelatihan yang terdiri dari lima modul utama, yakni Psikologi oleh Himpunan Psikologi Indonesia (HIMPSI) Bali, Kesehatan Umum dan Reproduksi oleh Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Denpasar, Hukum oleh Bagian Hukum Setda Kota Denpasar, Kesehatan Finansial oleh Fasilitator Koperasi Jasa Keuangan, serta Agama dan Budaya oleh para tokoh masyarakat.
“Peserta wanita mendapatkan pelatihan membuat canang dan banten sederhana, sedangkan peserta pria diajarkan membuat sate, mebat, serta mengulat klangsah dan klakat. Selain itu, mereka juga dibekali pemahaman psikologi tentang adaptasi pasca-menikah, serta cara mengelola keuangan keluarga,” jelas Dr. Alit Maharani.
Lebih lanjut, ia menambahkan bahwa calon pengantin juga menjalani pemeriksaan kesehatan reproduksi bekerja sama dengan Puskesmas II Denpasar Barat, termasuk skrining IMS dan HIV. Para peserta wanita mendapat pendampingan dari dokter spesialis kandungan (SpOG), sementara peserta pria dari dokter andrologi, guna memastikan kesehatan reproduksi sebelum pernikahan.
Dengan adanya program ini, diharapkan calon pengantin memiliki kesiapan lebih baik dalam membangun rumah tangga yang harmonis, sehat, dan sejahtera. (TB)