Biodata dan Profil Petruk Alias Nyoman Subrata, Pelawak Bali Legendaris Teman Duet Dolar

I Nyoman Subrata, atau yang lebih dikenal dengan nama Petruk, merupakan salah satu seniman drama gong dan pelawak legendaris di Bali. Bagi para pecinta drama gong tahun 1980-an, sosoknya tentu sudah tak asing lagi. 

Meskipun usianya sudah tidak muda, Petruk tetap aktif di dunia hiburan, baik dalam pertunjukan bondres maupun sebagai model video klip lagu pop Bali.  

Beberapa video klip yang pernah ia bintangi antara lain lagu Pipise Mekada Bagus dari Ary Kencana serta Sruit Kintil Tel Byos dari Dek Pekir. Selain itu, ia juga beberapa kali diundang dalam podcast dan membintangi serial YouTube, menunjukkan bahwa eksistensinya di dunia hiburan masih kuat.  

I Nyoman Subrata lahir di Bangli pada 1 September 1949. Ia mulai meniti karier di dunia drama gong sejak tahun 1975. Puncak kejayaannya terjadi ketika ia mulai berduet dengan Dolar pada tahun 1979. 

Karakter Petruk yang cerdik berpadu dengan sosok Dolar yang humoris, menciptakan chemistry yang kuat di atas panggung. Keberhasilan mereka mengantarkan drama gong mencapai puncak popularitas pada era 1980 hingga 1990-an.  

Pada tahun 1983, Petruk meraih juara umum lawak se-Bali, semakin mengukuhkan posisinya sebagai salah satu seniman komedi terbaik. Namun, kebersamaannya dengan Dolar tidak berlangsung selamanya. 

Pada tahun 2002, hubungan keduanya mengalami kesalahpahaman yang menyebabkan mereka berpisah. Sejak itu, mereka kehilangan kontak hingga akhirnya Petruk menerima kabar duka bahwa Dolar meninggal dunia pada Juli 2016.  

Sebagai seorang seniman, Petruk tidak hanya tampil di Bali, tetapi juga di berbagai daerah di Indonesia, seperti Lombok, Jakarta, Bogor, Palu, Palembang, Bontang, dan Pontianak. Ia menikah dengan Ni Nyoman Sudiati dan dikaruniai dua anak, yaitu Ni Luh Putu Sri Pramesti dan Kadek Tresna Budi.  

Dalam setiap penampilannya, Petruk selalu berusaha menyelipkan pesan moral dan informasi yang dikemas dengan gaya khasnya yang jenaka. Hal ini membuatnya tetap dicintai oleh para penonton dan menjadikannya salah satu ikon drama gong yang tak terlupakan di Bali. (TB)