Sejarah Desa Getasan Badung, Bermula dari Hutan Pohon Mangga yang Lebat

Author:
Share
Website Resmi Desa Getas

Dalam berbagai pustaka sejarah, dikisahkan bahwa di zaman dahulu di wilayah Ubud berdiri sebuah kerajaan megah yang dipimpin oleh seorang raja bijaksana bernama I Gusti Ngurah Sampalan. Selama masa kepemimpinannya, masyarakat Ubud hidup dalam kedamaian dan kesejahteraan. 
Sang raja memiliki seorang adik bernama I Gusti Ngurah Ubud, yang juga dikenal sebagai sosok yang arif dan bijaksana. Namun, pada suatu ketika, perselisihan berkepanjangan terjadi antara I Gusti Ngurah Sampalan dan adiknya, I Gusti Ngurah Ubud. 
Konflik ini tidak dapat diselesaikan oleh siapa pun. Demi menghindari perpecahan lebih lanjut dan menjaga kehormatan kerajaan, I Gusti Ngurah Ubud memilih untuk mengalah. Ia meminta restu kepada sang kakak sebelum memutuskan untuk meninggalkan kerajaan dan mengembara ke arah barat.  
Bersama 100 orang pengikutnya, I Gusti Ngurah Ubud menyeberangi Sungai Ayung dan melanjutkan perjalanan ke arah barat. Saat matahari mulai terbenam, mereka tiba di tengah hutan di kawasan Desa Adat Karangdalem dan beristirahat sejenak. 
Keesokan harinya, perjalanan dilanjutkan ke utara melewati Desa Adat Samuan dan Desa Carangsari. Setelah melewati Banjar Telugtug, mereka tiba di sebuah hutan lebat yang dipenuhi pohon mangga atau pohon getas.  
Hari itu bertepatan dengan hari Jumat Keliwon, Wuku Merakih, Titi Tengek Ping Telulas, Sasih Kelima, Rah Pat Isaka Muka Yusaning Rat Telungatak Seket Pat (654 Isaka). Dalam benak I Gusti Ngurah Ubud, muncul keinginan untuk menetap di kawasan tersebut dan membangun tempat tinggal. 
Keinginan ini ia sampaikan kepada para pengikutnya, yang kemudian mulai membangun rumah (jero) bagi sang pemimpin. Karena wilayah itu dipenuhi oleh pohon getas, tempat tinggalnya pun disebut Jero Getas, yang lama-kelamaan berubah menjadi Getasan.  
  
Seiring berjalannya waktu, jumlah pengikut I Gusti Ngurah Ubud semakin bertambah. Dengan semakin banyaknya penduduk yang menetap, akhirnya dibentuklah sebuah desa yang diberi nama Desa Adat Getasan. 
Desa ini terdiri dari empat banjar adat dan pada masa sebelum kemerdekaan hingga awal berdirinya Republik Indonesia, masih bergabung dengan Desa Carangsari, Kecamatan Petang, Kabupaten Badung.  
Desa Getasan memiliki potensi sumber daya alam dan sumber daya manusia yang cukup baik. Keadaan geografisnya berupa dataran bergelombang hingga berbukit, dengan jarak sekitar 3 km dari ibu kota kecamatan yang dapat ditempuh dalam waktu 3 menit dengan kendaraan umum, 22 km dari ibu kota kabupaten, dan 28 km dari ibu kota provinsi.  
Dengan semakin berkembangnya Desa Getasan dan bertambahnya jumlah penduduk, diajukanlah pemekaran desa. Berdasarkan Keputusan Gubernur Bali Nomor 408 Tahun 1997 tanggal 18 Juli 1997 tentang Penetapan Desa Persiapan di Kabupaten Tabanan dan Kabupaten Badung, Desa Getasan akhirnya diresmikan sebagai desa definitif pada 22 Maret 2002 di Kantor Bupati Badung-Sempidi.  
  
Desa Getasan terletak di Kecamatan Petang, Kabupaten Badung, Provinsi Bali. Wilayahnya berbatasan dengan:  
– Utara: Desa Pangsan  
– Timur: Sungai Ayung  
– Selatan: Desa Carangsari  
– Barat: Desa Perean Kangin  
Dengan latar belakang sejarah yang kuat dan perkembangan yang pesat, Desa Getasan terus berkembang sebagai bagian dari Kabupaten Badung, Bali. (TB)
   

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!