Nama Cok Simbara sudah lama menjadi bagian penting dalam sejarah perfilman Indonesia. Aktor senior kelahiran Panyabungan, Sumatera Utara, 12 November 1953 ini memiliki nama asli Ucok Hasyim Batubara. Lebih dari empat dekade ia mengabdikan diri di dunia seni peran, dari panggung teater hingga layar lebar.
Cok Simbara memulai kariernya pada akhir 1970-an. Penampilannya yang penuh wibawa membuatnya cepat dikenal publik. Ia dikenal sebagai aktor dengan karakter kuat, ekspresi emosional yang intens, serta kemampuan menjiwai peran apa pun—baik tokoh protagonis penuh karisma maupun antagonis yang dingin.
Film-film seperti Penyesalan Seumur Hidup (1986) dan Plong (Naik Daun) (1991) mempertegas reputasinya sebagai salah satu aktor papan atas Indonesia pada era keemasan film nasional. Dari generasi ke generasi, wajah dan suaranya tetap familiar, baik di layar lebar, televisi, maupun panggung teater.
Meski sudah kenyang pengalaman di dunia seni peran, Cok Simbara tetap tidak berhenti mencoba hal baru. Tahun 2025, ia dipercaya mengisi suara untuk karakter Lembugiri dalam film animasi Panji Tengkorak besutan sutradara Daryl Wilson.
Dalam film yang diadaptasi dari komik legendaris karya Hans Jaladara itu, Lembugiri digambarkan sebagai seorang pendeta, sekaligus adik seperguruan Bramantya, yang ternyata menjadi dalang kekacauan.
Bagi Cok, pengalaman mengisi suara animasi ini merupakan hal baru. “Di sini saya sebagai Lembugiri, seorang pendeta yang ternyata dia yang merencanakan ini semua sampai kacau,” ujarnya.
“Saya pikir ini dubbing. … Ternyata, berbeda. Saya baru tahu kalau menengok saja ada suaranya. Bagaimana suara menengok?” tambahnya.
Keterlibatannya memberi warna tersendiri, sekaligus memperlihatkan bagaimana aktor kawakan tetap relevan dan adaptif di industri film yang terus berkembang.
Di usianya yang sudah menginjak 71 tahun, Cok Simbara masih aktif berkarya. Ia tetap selektif memilih peran, dan senantiasa total dalam setiap proyek yang digarap. Karakter suara yang khas dan pengalaman panjang membuatnya mampu menembus lintas medium, dari film layar lebar, sinetron, teater, hingga kini animasi.
Meski banyak aktor muda bermunculan, Cok Simbara tetap menjadi panutan bagi generasi penerus. Ia membuktikan bahwa dedikasi dan konsistensi adalah kunci untuk tetap bertahan di dunia hiburan yang penuh dinamika.
Dengan pengalaman lebih dari empat dekade, Cok Simbara tidak hanya berperan sebagai aktor, tetapi juga sebagai saksi perjalanan panjang perfilman nasional. Dari era film klasik hingga era digital, namanya terus melekat. Kini, melalui Panji Tengkorak, ia membuka lembaran baru dalam kariernya sekaligus memperlihatkan bahwa semangat berkarya tak mengenal usia. (TB)