Pergerakan Harga Tanah di Denpasar: Tren, Kawasan Potensial, dan Arah Investasi

Author:
Share

Sebagai ibu kota Provinsi Bali, Denpasar terus menjadi magnet bagi investasi properti. Pertumbuhan ekonomi, mobilitas masyarakat, serta perkembangan pariwisata di sekitar kawasan membuat permintaan lahan semakin meningkat. Dalam dua tahun terakhir, harga tanah di Denpasar menunjukkan tren kenaikan stabil, dengan variasi signifikan antar-kecamatan.

Data dari portal properti menunjukkan bahwa harga median tanah di Denpasar kini berkisar pada Rp 12 juta per meter persegi. Angka ini mencerminkan kenaikan tahunan sekitar 12–13%, menjadikan Denpasar salah satu kota dengan laju pertumbuhan harga properti tertinggi di Indonesia.

Berdasarkan laporan Rumah123, Denpasar bahkan mencatat pertumbuhan harga properti hingga 13,2% per tahun, dengan peningkatan permintaan sebesar 25,8% dibanding tahun sebelumnya. Fakta ini menegaskan posisi Denpasar sebagai pasar yang kompetitif dan berprospek tinggi.

Perbedaan harga terlihat jelas antar-kecamatan, mencerminkan nilai strategis dan daya tarik masing-masing wilayah.

Renon: sekitar Rp 12,5 juta/m², kawasan elit dengan fasilitas lengkap dan pusat pemerintahan.

Sanur: mencapai Rp 14 juta/m², didorong oleh daya tarik wisata pantai dan pengembangan kawasan pariwisata.

Denpasar Selatan: rata-rata Rp 11 juta/m², populer untuk hunian dan bisnis skala menengah.

Denpasar Barat: sekitar Rp 9,7 juta/m², dengan tren kenaikan 2% dalam beberapa bulan terakhir.

Denpasar Timur: relatif stabil di kisaran Rp 9,4 juta/m², meski sempat turun tipis 1%.

Sementara di kawasan penyangga seperti Penatih dan Ubung, harga lebih bervariasi. Penatih mencatat kisaran Rp 7,6 juta/m², sementara lahan di Ubung ditawarkan antara Rp 6,2 juta/m² hingga Rp 13 juta/m², tergantung lokasi dan aksesibilitas.

Beberapa faktor utama yang mendorong pergerakan harga tanah di Denpasar antara lain:

Pertumbuhan permintaan hunian dan komersial – Meningkatnya populasi penduduk urban serta kebutuhan ruang usaha mendorong lahan semakin terbatas.

Daya tarik wisata – Kedekatan dengan Sanur, Kuta, dan kawasan strategis lain membuat Denpasar tetap diminati investor.

Pembangunan infrastruktur – Perbaikan akses jalan, perluasan fasilitas publik, hingga pengembangan kawasan bisnis ikut mendongkrak nilai tanah.

Faktor stabilitas ekonomi Bali – Meski sempat terpukul pandemi, sektor pariwisata yang mulai pulih memberi dorongan kuat bagi pasar properti.

Bagi investor jangka panjang, Denpasar tetap menjadi pilihan aman. Kawasan Renon dan Sanur cocok untuk segmen premium, sementara Denpasar Barat dan Timur menjanjikan potensi pertumbuhan harga yang lebih kompetitif. Bagi pembeli dengan modal menengah, Ubung dan Penatih bisa menjadi pintu masuk yang ideal karena harga relatif lebih terjangkau namun terus naik.

Dengan tren kenaikan harga tahunan dua digit, membeli tanah di Denpasar bukan hanya sekadar kebutuhan, melainkan strategi investasi yang prospektif.

Pergerakan harga tanah di Denpasar menunjukkan pola stabil sekaligus meningkat, dipengaruhi oleh faktor pariwisata, urbanisasi, dan pembangunan infrastruktur. Dengan harga rata-rata di kisaran Rp 12 juta/m², Denpasar tidak hanya menjadi pusat administrasi Bali, tetapi juga titik panas investasi properti.

Bagi masyarakat dan investor, kini adalah momen yang tepat untuk mempertimbangkan pembelian lahan sebelum harga terus melambung lebih tinggi di tahun-tahun mendatang. (TB)

   

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!