Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Bali merilis laporan terbaru terkait bencana banjir besar yang melanda Bali sejak 10 September 2025. Hingga Sabtu (13/9/2026) pukul 06.00 WITA, tercatat 205 titik banjir, 78 tanah longsor, 41 pohon tumbang, serta kerusakan sejumlah infrastruktur vital.
Menurut data resmi BPBD, Kota Denpasar menjadi wilayah paling terdampak dengan 81 titik banjir. Disusul Kabupaten Jembrana 63 titik, Tabanan 28 titik, Gianyar 15 titik, Badung 12 titik, dan Karangasem 6 titik.
Selain banjir, longsor juga melanda 78 titik dengan dominasi di Tabanan (43 titik) dan Karangasem (23 titik). Pohon tumbang dilaporkan terjadi di 41 lokasi, terutama di Tabanan (17 titik) dan Karangasem (10 titik).
Kerusakan infrastruktur mencakup dua jembatan putus (di Gianyar dan Karangasem), lima ruas jalan rusak (Bangli dan Karangasem), serta sedikitnya 25 titik tembok penyengker, saluran irigasi, dan senderan jebol di berbagai kabupaten.
Jumlah korban jiwa akibat banjir Bali kini mencapai 17 orang meninggal. Rinciannya, Denpasar 11 orang, Gianyar 3 orang, Jembrana 2 orang, dan Badung 1 orang. Sementara itu, masih ada 5 orang dalam pencarian, masing-masing 2 orang di Denpasar dan 3 orang di Badung.
BPBD juga mencatat 146 warga mengungsi di Denpasar. Para pengungsi tersebar di lima pos, yakni Banjar Sedana Merta Ubung (22 orang), Banjar Dakdakan Peguyangan (48 orang), Banjar Kesambi Kesiman (43 orang), Pulau Misol (13 orang), dan Banjar Tohpati Kesiman Kertalangu (20 orang).
BPBD Provinsi Bali memastikan bahwa penanganan darurat terus dilakukan dengan mendistribusikan bantuan logistik, mengevakuasi warga, serta memperbaiki jalur transportasi yang terputus. Pemerintah juga mengingatkan masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi banjir susulan dan tanah longsor mengingat kondisi cuaca ekstrem masih berlanjut. (TB)