Gempa bumi tektonik dengan magnitudo 4,7 mengguncang wilayah Bali pada Kamis (18/9/2025) malam pukul 22.59 WITA. Getaran dirasakan warga di Kuta dan Denpasar, namun tidak menimbulkan kerusakan maupun ancaman tsunami.
Berdasarkan data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), pusat gempa berada di laut, sekitar 218 km barat daya Kuta Selatan, Kabupaten Badung. Episenter gempa terletak di koordinat 10,29° LS dan 113,97° BT dengan kedalaman 48 km.
“Melihat lokasi pusat gempa dan kedalamannya, peristiwa ini merupakan gempa dangkal akibat aktivitas subduksi lempeng Indo-Australia terhadap lempeng Eurasia,” jelas Kepala Balai Besar MKG Wilayah III Denpasar, Cahyo Nugroho, Kamis malam.
BMKG mencatat mekanisme sumber gempa menunjukkan adanya pergerakan sesar naik dengan kombinasi mendatar (oblique thrust fault). Getaran dirasakan warga dengan intensitas II MMI, atau setara dengan guncangan ringan yang membuat benda-benda gantung bergoyang.
Sejumlah warga di kawasan Kuta mengaku sempat merasakan getaran singkat. “Lampu gantung di rumah bergoyang sebentar, tapi tidak kuat. Kami tetap keluar rumah untuk berjaga-jaga,” kata Gede, seorang warga Banjar Seminyak.
Hingga pukul 23.20 WITA, BMKG memastikan belum ada aktivitas gempa susulan (aftershock). Pemodelan tsunami juga menunjukkan gempa ini tidak berpotensi memicu gelombang tsunami.
Meski demikian, masyarakat diminta tetap waspada. BMKG mengimbau agar warga tidak mudah percaya isu-isu yang tidak jelas sumbernya. “Pastikan informasi hanya dari kanal resmi BMKG, baik media sosial, aplikasi, maupun situs web resmi,” tambah Cahyo.
BMKG juga mengingatkan agar warga mengecek kondisi bangunan sebelum kembali ke dalam rumah, khususnya bila terdapat retakan akibat getaran gempa. (TB)