Misteri Jembatan Tukad Bangkung Badung, Kerap Digunakan Ulah Pati

Author:
Share

Jembatan Tukad Bangkung di Kabupaten Badung, Bali, dikenal sebagai salah satu jembatan tertinggi di Asia Tenggara dengan panorama menawan. Namun di balik kemegahannya, jembatan yang membentang di atas jurang sedalam lebih dari 70 meter ini menyimpan kisah kelam.

Berulang kali, jembatan ini menjadi lokasi ulah pati, sehingga memunculkan beragam cerita mistis yang terus hidup di tengah masyarakat.

Sejak diresmikan pada 2006, Jembatan Tukad Bangkung tidak hanya menjadi jalur vital penghubung tiga kabupaten—Badung, Bangli, dan Buleleng—tetapi juga kerap jadi saksi bisu tragedi memilukan. Tercatat, sudah beberapa kali kasus ulah pati terjadi di lokasi ini.

Salah satu yang paling menghebohkan adalah aksi ulah pati seorang perempuan berinisial NKMS (21), warga Buleleng, pada April 2025. Ia ditemukan tak bernyawa setelah melompat dari jembatan, dengan catatan tagihan pinjaman online di ponselnya. Kasus ini memperlihatkan tekanan ekonomi bisa berujung pada keputusan tragis.

BACA JUGA  Roh Pelaku Ulah Pati Terperangkap 60.000 Tahun di Kegelapan Neraka dan Tidak Menyelesaikan Masalah

Kasus lain yang menyayat hati adalah ulah pati kakak beradik yatim piatu, Ketut Sutama (23) dan Putu Yasa Sari Dana (6). Peristiwa itu meninggalkan luka mendalam bagi keluarga dan masyarakat. Bahkan ketika pemerintah sedang memasang railing pengaman, seorang pemuda berusia 24 tahun juga memilih mengakhiri hidup di lokasi yang sama.

Tragedi demi tragedi membuat masyarakat mengaitkan Jembatan Tukad Bangkung dengan aura mistis. Warga sekitar kerap melaporkan mendengar suara tangisan lirih, bisikan samar, hingga penampakan sosok wanita berbaju putih yang tiba-tiba muncul lalu menghilang.

Fenomena mistis semakin ramai dibicarakan setelah beredarnya video viral yang diduga memperlihatkan sosok gaib di jembatan tersebut.

Tidak hanya itu, sejumlah konten kreator memanfaatkan suasana horor jembatan untuk melakukan uji nyali, bahkan ada yang mencoba ritual “ngundang Leak”. Aksi ini memicu kecaman karena dianggap tidak menghormati adat dan menambah stigma menyeramkan di sekitar jembatan.

BACA JUGA  Sempat Termenung, Perempuan Asal Buleleng Ulah Pati di Jembatan Tukad Bangkung Badung

Maraknya ulah pati membuat warga sekitar mendesak pemerintah untuk memperketat pengamanan. Pagar pembatas yang ada dianggap terlalu rendah sehingga mudah dilompati. Usulan pemasangan pagar lebih tinggi, penambahan CCTV, hingga patroli rutin pun mengemuka.

Pemerintah Kabupaten Badung melalui Dinas PUPR sebenarnya telah memulai pemasangan railing baru. Namun, upaya itu belum sepenuhnya mencegah tragedi. Bahkan saat proses pengerjaan pengaman berlangsung, masih ada korban yang melompat.

Gubernur Bali, Wayan Koster, juga menyoroti sisi “sekala” (fisik) dan “niskala” (spiritual) dari jembatan ini. Ia berencana berkoordinasi dengan Bupati Badung untuk membicarakan kemungkinan adanya ritual penyucian, termasuk melaspas atau membangun pelinggih agar keseimbangan spiritual di kawasan itu terjaga.

Siang hari, Jembatan Tukad Bangkung menawarkan pemandangan hijau perbukitan yang memukau. Banyak wisatawan yang berhenti sejenak untuk menikmati panorama dan mengabadikan foto. Namun, suasana berubah drastis ketika malam tiba. Gelap, sepi, dan bayangan tragedi membuat jembatan ini disebut-sebut sebagai salah satu lokasi paling horor di Bali.

BACA JUGA  Viral Video Aksi Ngundang Leak di Bawah Jembatan Tukad Bangkung Badung

Masyarakat menilai kontras inilah yang memperkuat aura misteri jembatan. Keindahan alam yang dibalut cerita mistis dan tragedi membuat Tukad Bangkung tidak hanya dikenal sebagai ikon infrastruktur, tetapi juga lokasi dengan citra kelam.

Hingga kini, masih banyak misteri yang menyelimuti jembatan ini. Apakah benar roh para korban masih bergentayangan? Benarkah ada unsur adat yang terlewat saat pembangunan jembatan? Atau, mungkinkah tragedi yang terjadi murni dipicu oleh tekanan sosial-ekonomi tanpa kaitan gaib sama sekali?

Meski jawabannya belum pasti, kisah mistis Tukad Bangkung terus berkembang seiring dengan tragedi yang berulang. Bagi masyarakat, jembatan ini bukan sekadar penghubung antarwilayah, tetapi juga simbol dari percampuran antara modernitas, duka, dan misteri yang sulit dijelaskan. (TB)

       

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!