Berbahaya Bagi Lingkungan, 27 Ribu Puntung Rokok Ditemukan di Pantai Sanur Denpasar

Author:
Share

Pantai Sanur kembali menjadi sorotan setelah aksi bersih-bersih pantai menemukan fakta mencengangkan: hampir 27 ribu puntung rokok terkumpul hanya dalam waktu kurang dari satu jam.

Temuan ini menegaskan bahwa puntung rokok masih menjadi penyumbang terbesar pencemaran di kawasan pesisir Bali.

Kegiatan bertajuk “Sehat Our Semeton” digelar pada Sabtu (20/9/2025) di Pantai Mertasari, Sanur Kauh. Aksi ini melibatkan 200 relawan muda yang tergabung dalam Indonesian Youth Council for Tactical Changes (IYCTC), Generasi Anti Rokok, Trash Hero Sanur, dan Kolaborasi Bumi. Dalam aksi singkat itu, mereka berhasil mengumpulkan 14 karung sampah dan 26.798 puntung rokok yang berserakan di sekitar pantai.

BACA JUGA  Desa Jadi Garda Depan Pengelolaan Sampah, Putri Koster Dorong PSBS PADAS Ramah Lingkungan

Ketua Umum IYCTC, Manik Marganamahendra, menyebut sampah puntung rokok sebagai masalah serius yang kerap diremehkan.

“Setiap tahun sekitar 4,5 triliun puntung rokok berakhir di laut. Zat kimia berbahaya di dalamnya meracuni ekosistem dan membunuh biota laut. Sanur adalah ikon Bali, bila pantainya penuh sampah rokok, maka kerusakan visual dan ekologinya akan sangat terasa,” jelas Manik.

Menurutnya, penyelesaian masalah tidak cukup hanya mengandalkan aksi bersih-bersih, tetapi juga harus disertai tanggung jawab dari industri rokok.

“Puntung rokok masih dianggap sampah residu. Belum ada aturan jelas dari Kementerian Lingkungan Hidup yang mengklasifikasikannya sebagai limbah B3. Industri juga harus bertanggung jawab, bukan hanya melakukan greenwashing,” tambahnya.

BACA JUGA  Gubernur Bali Didesak Hentikan Proyek Terabas Sawah, Warning Potensi Banjir Kian Parah

Hal senada disampaikan Ketua Trash Hero Sanur, I Wayan Maja, yang menegaskan puntung rokok selalu mendominasi setiap aksi bersih pantai.

“Setiap Sabtu sore kami rutin bersih pantai, dan puntung rokok selalu jadi sampah terbanyak. Pantai Mertasari sering dijadikan lokasi camping sehingga banyak pengunjung membuang rokok sembarangan,” kata Wayan.

Ia menekankan pentingnya kebijakan tegas pemerintah.

“Bayangkan, 200 relawan bisa mengumpulkan hampir 27 ribu puntung hanya dalam 45 menit. Itu baru satu pantai. Tanpa regulasi dan pengawasan, masalah ini tidak akan selesai. Edukasi penting, tapi harus dibarengi dengan tindakan nyata,” tegasnya.

BACA JUGA  Mantan Stafsus Presiden Ari Dwipayana: Jangan Hanya Salahkan Hujan, Bali Perlu Mitigasi Konkret Hadapi Banjir

Sementara itu, Dwi Ardini dari Generasi Anti Rokok menyoroti pentingnya peran generasi muda dalam kampanye digital.

“Kebiasaan membuang puntung rokok sembarangan adalah masalah perilaku. Untuk mengubahnya, kita harus masuk ke ruang digital. Orang muda bisa bersuara di media sosial bahwa rokok tidak hanya merusak tubuh, tetapi juga lingkungan,” jelas Dini.

Ia menambahkan, kampanye digital dapat membantu mendesak perubahan perilaku masyarakat.

“Puntung rokok itu plastik berbahaya yang kerap diremehkan karena ukurannya kecil. Lewat media sosial, orang muda bisa mengajak masyarakat mengurangi konsumsi rokok atau setidaknya membuang sampah pada tempatnya,” tutupnya. (TB)

       

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!