Desain Bandara Internasional Bali Utara Diluncurkan, Gunakan Perpaduan Teknologi Modern dan Ruh Budaya Bali

Author:
Share

Wajah baru pariwisata dan konektivitas Bali mulai terlihat setelah desain Bandara Internasional Bali Utara resmi diperkenalkan pada Rabu (24/9/2025) malam. Proyek besar yang digarap PT BIBU Panji Sakti bersama konsultan desain Alien Design Consultant (Alien DC) ini menghadirkan rancangan yang unik—menggabungkan teknologi mutakhir dengan filosofi kearifan lokal Bali.

CEO Alien DC, Hardyanthony Wiratama, menjelaskan bahwa dua filosofi utama masyarakat Bali, Tri Hita Karana dan Bedawang Nala, menjadi landasan desain bandara yang akan dibangun di pesisir Desa Bukti, Kecamatan Kubutambahan, Buleleng.

“Tri Hita Karana mengajarkan harmoni antara manusia, alam, dan Tuhan. Sedangkan Bedawang Nala kami wujudkan dalam morfologi bangunan, area transit, dan fasilitas lain yang mendukung ruang kebudayaan, termasuk ruang terbuka untuk seni pertunjukan seperti tari kecak saat matahari terbenam,” jelas Hardy.

BACA JUGA  Sejumlah Tokoh Puri Desak Prabowo Segera Letakkan Batu Pertama Bandara Bali Utara

Tak sekadar bandara, Direktur Utama PT BIBU Panji Sakti, Erwanto Sad Adiatmoko, menegaskan bahwa fasilitas ini akan menjadi “artport” pertama di dunia—bandara dengan sentuhan seni dan budaya yang kental.

“Sejak penumpang mendarat, kami ingin mereka langsung merasakan aura Bali. Setiap sudut akan diisi unsur budaya seperti gamelan, lukisan, hingga tarian,” ungkapnya.

Bandara ini disebut murni hasil karya anak bangsa. Erwanto juga menepis isu reklamasi laut, menegaskan bahwa lokasi pembangunan justru berada di wilayah daratan yang terus mengalami abrasi. Proyek ini menurutnya sekaligus upaya restorasi abrasi, bukan reklamasi.

BACA JUGA  Sejumlah Tokoh Puri Desak Prabowo Segera Letakkan Batu Pertama Bandara Bali Utara

Desain Bandara Bali Utara menampilkan gaya modern futuristik dengan tetap mempertahankan identitas Bali. Terminal dirancang hemat energi, memanfaatkan energi terbarukan, sirkulasi udara alami, serta integrasi lanskap hijau yang memadukan panorama pegunungan dan laut utara Bali.

Bandara ini diproyeksikan mampu menampung 20 juta penumpang per tahun, dengan pengembangan hingga 50 juta penumpang. Dua landasan pacu sepanjang 3.600 meter direncanakan, sehingga dapat melayani pesawat berbadan lebar seperti Airbus A380 dan Boeing 777.

Terminal utama akan berdiri di lahan 200 ribu meter persegi, sementara terminal kargo ditargetkan mampu menampung hingga 250 ribu ton per tahun.

BACA JUGA  Sejumlah Tokoh Puri Desak Prabowo Segera Letakkan Batu Pertama Bandara Bali Utara

Selain menopang pariwisata, bandara ini diproyeksikan menjadi simpul logistik nasional, mendukung perdagangan, distribusi pertanian, hingga ketahanan pangan.

Dari sisi ekonomi, proyek ini diperkirakan menyerap lebih dari 200 ribu tenaga kerja, baik langsung maupun tidak langsung. Selain mendorong pariwisata Bali Utara, keberadaan bandara juga diyakini memperluas pasar bagi produk lokal, mempercepat rantai distribusi, serta membuka peluang investasi di sektor transportasi, perhotelan, dan ekonomi kreatif.

Erwanto menegaskan bahwa pihaknya menargetkan groundbreaking pembangunan dapat dilakukan dalam 1–2 bulan ke depan agar bandara bisa beroperasi penuh pada 2028. (TB)

       

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!