Sosok Marsinah, Aktivis Buruh Perempuan yang Kini Ditetapkan Sebagai Pahlawan Nasional

Author:
Share

Setelah lebih dari tiga dekade menjadi simbol perjuangan buruh Indonesia, Marsinah, seorang pekerja pabrik asal Nganjuk, Jawa Timur, akhirnya secara resmi ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional oleh pemerintah Republik Indonesia. Penetapan ini menjadi bentuk penghormatan atas perjuangan dan pengorbanannya dalam memperjuangkan hak-hak kaum buruh, terutama perempuan, di masa rezim Orde Baru.

Marsinah lahir pada 10 April 1969 di Desa Nglundo, Nganjuk, Jawa Timur. Ia dikenal sebagai buruh ulet dan kritis yang bekerja di PT Catur Putra Surya (CPS), sebuah pabrik arloji di kawasan Sidoarjo. Meski hanya lulusan SMA, Marsinah memiliki semangat tinggi untuk belajar dan memahami hak-hak buruh.

Pada awal tahun 1993, perusahaan tempatnya bekerja melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap 13 karyawan karena menolak peraturan baru terkait upah. Marsinah yang dikenal vokal, menentang kebijakan itu dan ikut memperjuangkan hak rekan-rekannya dengan mendatangi kantor Departemen Tenaga Kerja.

Tindakan itu membuatnya diawasi oleh aparat keamanan. Ia dianggap sebagai penggerak utama protes buruh yang waktu itu dianggap mengancam stabilitas.

Beberapa hari setelah aksi protes buruh, Marsinah dinyatakan hilang pada 5 Mei 1993. Tiga hari kemudian, pada 8 Mei 1993, jasadnya ditemukan di sebuah gubuk di hutan Wilangan, Nganjuk. Tubuhnya penuh luka akibat penyiksaan berat.

Autopsi menunjukkan Marsinah mengalami kekerasan fisik yang parah — tulang-tulang patah, luka lebam, dan tanda-tanda pemerkosaan. Fakta itu mengguncang Indonesia dan dunia internasional.

Kasus kematiannya menjadi simbol kekejaman aparat terhadap rakyat kecil di masa Orde Baru. Namun hingga kini, pelaku pembunuhan Marsinah tidak pernah benar-benar terungkap dan diadili secara tuntas.

Sejak kematiannya, Marsinah menjadi ikon perjuangan buruh perempuan Indonesia. Namanya diabadikan dalam berbagai karya sastra, lagu, film dokumenter, hingga gerakan sosial. Setiap 1 Mei, Hari Buruh Internasional, banyak aktivis membawa foto Marsinah sebagai simbol keberanian melawan ketidakadilan.

Berbagai organisasi buruh, seperti Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) dan Komnas Perempuan, juga terus memperjuangkan agar Marsinah mendapat pengakuan sebagai Pahlawan Nasional.

Pada tahun 2025, Presiden Republik Indonesia resmi menetapkan Marsinah sebagai Pahlawan Nasional melalui Keputusan Presiden yang dibacakan saat Hari Pahlawan, 10 November.

Penetapan ini menjadi bentuk penghormatan terhadap semangat, keteguhan, dan pengorbanan Marsinah dalam memperjuangkan hak-hak buruh dan keadilan sosial.

Menteri Sosial menyebut, “Marsinah adalah simbol keberanian perempuan Indonesia dalam memperjuangkan keadilan di tengah represi. Pengorbanannya tidak sia-sia, karena dari Marsinah, lahir kesadaran kolektif tentang pentingnya hak pekerja.”

Kini, perjuangan Marsinah terus hidup di hati masyarakat. Banyak generasi muda mengenalnya bukan hanya sebagai korban kekerasan, tetapi sebagai teladan keberanian dan suara nurani bangsa. (TB)

       

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!