Sosok I Made Lasmawan, Seniman yang Perkenalkan Gambelan Bali di Amerika Serikat

Author:
Share

Dalam sejarah panjang kesenian Bali, ada nama-nama besar yang jarang disebut namun jasanya melintasi batas negara. I Made Lasmawan adalah salah satunya. Selama lebih dari tiga dekade, ia menanamkan akar gamelan Bali dan Jawa di Amerika Serikat, jauh dari hiruk-pikuk panggung budaya tanah air.

Perjalanan hidupnya menjadi potret seniman Bali yang bekerja dalam senyap, konsisten, dan penuh pengabdian.

I Made Lasmawan menamatkan pendidikan di KOKAR Bali pada 1977, sebuah fase awal yang menentukan arah hidupnya. Keputusan melanjutkan studi ke ASKI Surakarta bukan sekadar langkah akademik, melainkan upaya sadar untuk keluar dari zona nyaman. Dalam praktik umum, perpindahan lintas budaya semacam ini menuntut ketangguhan mental dan kepekaan artistik yang tinggi.

Di Surakarta, Lasmawan tidak hanya mempelajari karawitan Jawa, tetapi juga membentuk kedewasaan artistik. Kritik keras terhadap kemampuannya bermain kendang justru menjadi titik balik. Ia memilih merespons dengan kerja keras dan belajar langsung kepada maestro kendang Bali asal Jagaraga, I Gde Manik.

Berguru pada I Gde Manik bukan sekadar proses teknis. Lasmawan ditempa secara musikal, intelektual, dan etika. Dalam dunia karawitan Bali, relasi guru dan murid adalah ruang pembentukan karakter. Dari sana, ia tumbuh sebagai seniman yang berakar kuat pada tradisi namun terbuka terhadap pengembangan.

BACA JUGA  Ketut Putrayasa Pamerkan 14 Patung di Singapura, Suarakan Konservasi

Selain I Gde Manik, ia juga menyerap ilmu dari tokoh-tokoh penting seperti I Wayan Berata, Gerindem, Tembres, dan Gusti Tut Sedahan. Jejak para maestro ini membentuk warna musikal Lasmawan yang khas dan matang.

Gelar Sarjana Seni Karawitan yang diraihnya membuka jalan akademik. Pada 1990, Lasmawan dipercaya mengajar di San Diego State University. Dua tahun pertama di California menjadi fondasi penting dalam membangun komunitas gamelan Bali dan Jawa bernama Langen Kusuma.

Beradaptasi dengan iklim, budaya, dan sistem pendidikan Amerika bukan perkara mudah. Namun berdasarkan data pengalaman diaspora seni, keberhasilan pengajar gamelan di luar negeri sangat ditentukan oleh konsistensi dan kemampuan komunikasi lintas budaya—dua hal yang melekat pada Lasmawan.

Langkah berikutnya membawanya ke Colorado College sebagai pengajar tetap. Di sinilah dedikasinya menemukan bentuk paling nyata. Ia mendirikan Grup Gamelan Tunas Mekar, sebuah komunitas yang berfokus pada pelestarian dan pengembangan gamelan Bali di Amerika Serikat.

BACA JUGA  Biodata dan Profil I Kadek Arimbawa Lolak, Seniman Bondres Jadi Anggota DPD RI, Pernah Jadi Ketua Hanura Bali

Pengabdian ini mendapat apresiasi resmi dari Wali Kota Denver. Tunas Mekar bahkan tercatat tampil dalam Pesta Kesenian Bali 1996 dan 2019. Penampilan angklung mereka pada 2019 yang viral di YouTube menjadi bukti bahwa gamelan Bali mampu hidup dan berkembang di panggung global.

Reputasi I Made Lasmawan sebagai pengajar gamelan Bali meluas ke berbagai negara bagian Amerika Serikat. Ia terlibat aktif dalam penyebaran instrumen gamelan ke lembaga seni dan kampus di Illinois, New York, Ohio, hingga Montana dan Arizona.

Tak kurang dari puluhan set gamelan—mulai dari angklung, gong kebyar, semarandhana, hingga selonding—dikirim langsung dari Bali. Dalam konteks diplomasi budaya, langkah ini menjadi kontribusi nyata yang jarang mendapat sorotan publik.

Sebagai komposer, Lasmawan melahirkan karya-karya seperti Tabuh Kreasi Langlang Bhuwana, Tirta Bhuwana, dan Tabuh Angklung Kreasi Singa Nata. Ia juga menciptakan iringan Tari Legong Catur Dewi Manik Galah.

BACA JUGA  Sosok Ni Putu Putri Suastini Koster, Istri Gubernur, Seorang Penyair, Pemain Teater hingga Sinetron

Karya-karyanya lahir dari pengalaman panjang, namun tetap berpijak pada tradisi. Pola kekinian hadir sebagai pengayaan, bukan pengganti. Bagi Lasmawan, tradisi adalah akar jiwa yang tidak boleh tercerabut oleh zaman.

Setelah 35 tahun menebarkan karawitan Jawa-Bali di Amerika Serikat, penghargaan resmi akhirnya datang. Pada 15 Juli 2025, ISI Surakarta menganugerahkan Adiberata Nugraha Krisna Sanggita atas jasanya dalam mendiseminasikan gamelan Indonesia di San Diego State University dan Colorado College.

Penghargaan ini menjadi pengingat bahwa kerja budaya sering kali berjalan lebih cepat dari pengakuan.

I Made Lasmawan adalah contoh nyata seniman Bali yang bekerja dalam senyap namun berdampak luas. Kisahnya menjadi pemantik bagi generasi muda untuk berani melangkah progresif tanpa meninggalkan akar tradisi.

Di tengah derasnya arus globalisasi, sosok seperti Lasmawan mengajarkan satu hal penting: kesenian Bali dapat mendunia tanpa kehilangan jiwanya. (TB)

   

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!