Sejarah Desa Pengotan Bangli, Penduduknya Dipercaya Berasal dari Rendang

Author:
Share
  

Desa Pengotan terletak di Kecamatan Bangli, Kabupaten Bangli, Provinsi Bali. Pada tahun 2016, jumlah penduduk desa ini tercatat sebanyak 1.835 laki-laki dan 1.764 perempuan, dengan perbandingan jenis kelamin (sex ratio) sebesar 104. 
Meski begitu, asal-usul Desa Pengotan tidak tercatat secara tertulis, sehingga sejarahnya lebih banyak dirangkai dari cerita-cerita leluhur dan bukti peninggalan yang masih ada.  
Menurut kisah turun-temurun, penduduk Desa Pengotan diyakini merupakan para pendatang dari Pemuteran, Kecamatan Rendang, Karangasem. Kejadian ini bermula ketika Pemuteran diserang oleh pasukan Raja Panji Sakti dari Buleleng. 
Dalam serangan tersebut, pasukan Raja Panji Sakti membunyikan Gong Bebende, sebuah gong sakral yang membuat penduduk setempat panik dan berlarian meninggalkan desa mereka. Dalam kekacauan itu, sebagian penduduk memilih melarikan diri ke wilayah Bangli untuk mencari perlindungan.  
Setelah beberapa waktu tinggal di pengungsian, para penduduk Pemuteran merasa nyaman dan memutuskan untuk menetap di wilayah tersebut. Mereka mulai membangun tempat-tempat suci, seperti Pura Puseh di Banjar Pule dan Pura Dalem di Banjar Kawan, serta membuat pemakaman bernama Setra Pemuteran. 
Seiring berjalannya waktu, jumlah penduduk semakin bertambah. Namun, sebuah insiden terjadi ketika seorang penduduk memetik kelapa milik Raja Bangli tanpa izin.  
Karena insiden tersebut, Raja Bangli mengusir para pengungsi untuk pindah ke wilayah hutan di bagian utara Bangli yang dipenuhi pohon-pohon besar. Meski merasa tertekan, para penduduk mematuhi perintah Raja dengan membawa benda-benda sakral seperti Ida Bhataru Sakti Pingit, Tetabuhan Pinara Pitu, dan Genta.  
Raja Bangli tetap memantau penduduk di lokasi baru tersebut dan sering mengunjungi mereka. Dalam salah satu kunjungannya, Raja melihat banyak tanaman lateng yang membusuk karena dimakan subatah dan menumpuk seperti “oot” (dedak). Dari pengamatan itu, Raja memberi nama wilayah tersebut sebagai Desa Pengotan.  
Nama Desa Pengotan hingga kini menjadi jejak sejarah, mengingatkan generasi berikutnya tentang perjalanan leluhur mereka yang penuh tantangan. Desa ini tidak hanya menyimpan cerita perjuangan, tetapi juga menjadi bukti bahwa perpindahan dan adaptasi dapat melahirkan peradaban baru. (TB)
   

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!