Sosok I Made Putra Wijaya, Seniman Tari Peraih Penghargaan Abisatya Sani Nugraha 2024 dari Desa Peliatan Ubud

Author:
Share

Pemerintah Desa Peliatan melalui organisasi seni Natya Sani Peliatan sukses menggelar ajang penghargaan bertajuk Abisatya Sani Nugraha pertama tahun 2024. Penghargaan ini ditujukan kepada para seniman yang menunjukkan dedikasi dan pengabdian luar biasa terhadap seni di Desa Peliatan. 
Lima cabang seni yang menjadi fokus penghargaan ini meliputi Seni Karawitan, Seni Tari, Seni Rupa Murni, Seni Kriya, dan Seni Sastra.  
Tidak hanya menilai prestasi sebagai pelaku seni, penghargaan ini juga menitikberatkan kontribusi seniman dalam regenerasi atau transfer pengetahuan kepada generasi muda, yang menjadi pewaris seni dan budaya desa. 
Sebanyak 50 seniman dari lima cabang seni, yang tersebar di 10 banjar dinas Desa Peliatan, menerima penghargaan ini sebagai bentuk apresiasi atas dedikasi mereka.  
Salah satu penerima penghargaan di bidang Seni Tari adalah I Made Putra Wijaya, atau yang lebih akrab dikenal sebagai Ade Mandanu. Pria kelahiran Peliatan pada 13 Januari 1989 ini merupakan cucu dari maestro seni legendaris, almarhum I Nyoman Regog. 

Bakat seni yang diwarisi dari sang kakek dikembangkan dengan dukungan penuh dari kedua orang tuanya sejak kecil. Sebagai seniman, I Made Putra Wijaya tidak hanya aktif berkarya, tetapi juga menciptakan sejumlah karya tari. 
Salah satu karya terkenalnya adalah Tari Pendet Pemendak Puspa Hredaya, yang digarap bersama kelompok Gamelan Suling Gita Semara dengan konseptor dan komposer I Wayan Sudiarsa atau “Pacet.” Tari ini memiliki makna mendalam dan sering ditarikan dalam prosesi ritual di Pura Kahyangan Desa Adat Peliatan serta sejumlah desa adat lainnya di Bali.  
Karya Pemendak Puspa Hredaya menjadi salah satu alasan I Made Putra Wijaya dianugerahi penghargaan Abisatya Sani Nugraha. Dedikasi dan kontribusi seninya telah melampaui batas desa, membawa nama Peliatan ke tingkat yang lebih luas.  
Dalam sela-sela acara penghargaan, I Made Putra Wijaya menyampaikan rasa syukurnya. “Terima kasih kepada Natya Sani dan Pemerintah Desa Peliatan yang telah menginisiasi penghargaan ini. Ajang seperti ini memiliki dampak besar bagi para seniman yang selama ini telah berkontribusi untuk seni dan budaya desa,” ungkapnya penuh syukur.  
Desa Peliatan memang dikenal sebagai pusat seni yang tumbuh bersama kehidupan masyarakatnya. Penghargaan ini diharapkan dapat terus memotivasi para seniman dalam melestarikan seni budaya Peliatan di masa depan. (TB)
   

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!