![]() |
Istimewa |
Dalam upaya mengurangi stigma negatif terhadap Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ), Penjabat (Pj) Gubernur Bali, Sang Made Mahendra Jaya, meresmikan perubahan nama Rumah Sakit Jiwa Provinsi Bali menjadi Rumah Sakit Manah Shanti Mahottama. Acara peluncuran yang berlangsung pada Selasa 24 Desember 2024 di Aula RSJ Bangli ini dihadiri oleh Sekretaris Daerah Provinsi Bali, Dewa Made Indra, dan sejumlah pejabat daerah.
Dalam sambutannya, Mahendra Jaya menegaskan perlunya langkah konkret untuk menghilangkan persepsi negatif terhadap ODGJ. “Selama hampir satu abad, rumah sakit ini menjadi pusat pelayanan kesehatan jiwa di Bali. Namun, stigma negatif masih melekat di masyarakat, bahkan Bangli sering kali diasosiasikan dengan gangguan jiwa. Padahal, rumah sakit ini hadir untuk melayani seluruh masyarakat tanpa diskriminasi,” ungkapnya.
Menurutnya, rebranding ini bertujuan untuk mengubah pandangan masyarakat sekaligus meningkatkan kualitas layanan kesehatan jiwa. “Dengan nama baru ini, kami berharap dapat menciptakan citra yang lebih positif, memperkuat layanan kesehatan, dan mendorong keberlanjutan pengembangan fasilitas yang inklusif,” tambah Mahendra Jaya.
Direktur RSJ, dr. Ni Wayan Murdani, menjelaskan bahwa perubahan nama ini melalui proses panjang, termasuk diskusi mendalam dengan berbagai pihak. “Nama Manah Shanti Mahottama memiliki makna filosofis yang dalam. ‘Manah’ melambangkan pikiran atau jiwa, ‘Shanti’ berarti kedamaian, dan ‘Mahottama’ menunjukkan yang terbaik atau utama,” jelasnya.
Selain sebagai langkah simbolis, pergantian nama ini juga menjadi momentum untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan jiwa di Bali. “Kami berkomitmen untuk memberikan pelayanan yang bermartabat, ramah, dan profesional kepada seluruh pasien,” tambah dr. Murdani.
Kegiatan peresmian diawali dengan persembahyangan di Pura Tirta Ganapati dan dihadiri oleh berbagai pihak, termasuk Bupati Bangli, jajaran perangkat daerah Pemprov Bali, serta tokoh masyarakat.
Dengan identitas baru sebagai Rumah Sakit Manah Shanti Mahottama, diharapkan rumah sakit ini dapat menjadi pusat layanan kesehatan jiwa yang unggul dan terpercaya, tidak hanya di Bali tetapi juga di tingkat nasional. (TB)