Alih Aksara Babad Pasek Badeg Rampung, Ketua Umum MGPSSR Nyoman Kenak: Memperkaya Khazanah Intelektual Pasemetonan

Author:
Share

Upaya pelestarian warisan leluhur terus digalakkan di kalangan pasemetonan Pasek. Salah satu langkah nyata terlihat dalam rampungnya proses alih aksara dan alih bahasa lontar Kandan Pasek milik Dadia Taman, Desa Adat Badeg Tengah, Kecamatan Selat, Karangasem. Hasil kerja keras ini diserahkan kepada Ketua Umum Maha Gotra Pasek Sanak Sapta Rsi (MGPSSR) Pusat, I Nyoman Kenak, di Kantor Sekretariat MGPSSR, Jalan Cekomaria, Peguyangan Kangin, Denpasar, pada Jumat 7 Maret 2025. 
Dalam kesempatan tersebut, I Nyoman Kenak menyampaikan apresiasi atas inisiatif ini. Menurutnya, upaya mengalihaksarakan dan menerjemahkan lontar merupakan langkah strategis dalam memperkaya khazanah intelektual pasemetonan.  
“Kami sangat mengapresiasi kerja keras ini. Selain sebagai bentuk pelestarian sejarah, ini juga menjadi tambahan informasi berharga. Semoga semeton lainnya termotivasi untuk melakukan hal serupa dalam rangka penguatan sumber daya manusia kita,” ujar Nyoman Kenak, yang juga menjabat sebagai Ketua PHDI Bali.  
Ketua Tim Alih Aksara dan Alih Bahasa Dadia Taman, I Putu Suryadi, menjelaskan bahwa proyek ini merupakan inisiatif generasi muda dengan dukungan para penglingsir pasemetonan. Proses alih aksara dan alih bahasa melibatkan Unit Lontar Unud (ULU) Fakultas Sastra Universitas Udayana, guna memastikan keakuratan hasilnya.  
“Kami mulai sejak 2021 dan proses ini memakan waktu sekitar 3,5 tahun hingga rampung pada 2024. Dengan keterlibatan akademisi, kami berharap buku ini menjadi referensi penting bagi generasi penerus dalam memahami sejarah leluhur mereka,” ungkap Suryadi.  
Sementara itu, I Putu Merta, salah satu penglingsir pasemetonan Ki Pasek Badeg, menekankan bahwa tujuan utama dari upaya ini adalah penyelamatan naskah lontar yang diwariskan secara turun-temurun.  
“Kondisi lontar sudah mulai rapuh, sehingga penting bagi kami untuk menyelamatkan isinya agar tetap dapat dipelajari oleh generasi mendatang. Kami ingin menjaga teks ini tetap sesuai dengan aslinya,” jelas Merta.  
Ia juga berharap Ketua Umum MGPSSR dapat memberikan pandangan serta arahan lebih lanjut agar pasemetonan tetap menjaga persaudaraan dan tidak melupakan warisan leluhur.  
Dalam pertemuan ini, pihak Pasemetonan Ki Pasek Badeg menyerahkan satu eksemplar buku hasil alih aksara dan alih bahasa Kandan Pasek kepada Ketua Umum MGPSSR sebagai simbol upaya pelestarian warisan budaya. (TB)
   

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!