![]() |
Foto Prof I Nyoman Darma Putra |
Kumpulan puisi berbahasa Bali Renganis karya Komang Sujana dinobatkan sebagai pemenang Hadiah Sastra Rancage 2025 untuk kategori sastra Bali modern. Buku ini diterbitkan oleh Pustaka Ekspresi, Tabanan tahun 2024, dan menjadi salah satu karya sastra terbaik tahun ini.
Pengumuman pemenang dilakukan di Bandung pada 31 Januari 2025. Selain sastra Bali, penghargaan Rancage juga diberikan kepada karya sastra dalam bahasa Sunda, Jawa, Lampung, dan Batak.
Sepanjang tahun 2024, sebanyak 15 buku sastra Bali modern diterbitkan, mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2023 yang hanya berjumlah 12 buku. Dari total tersebut, 14 di antaranya masuk dalam nominasi Hadiah Sastra Rancage, sementara satu buku esai sastra tidak termasuk dalam penilaian karena ditulis dalam bahasa Indonesia.
Juri Sastera Rancage untuk sastra Bali modern, Prof. Dr. I Nyoman Darma Putra mengatakan, antologi Renganis berisi 66 puisi dalam 90 halaman dengan bentuk yang bervariasi, mulai dari puisi pendek satu bait hingga puisi yang lebih panjang. Salah satu ciri khasnya adalah pemanfaatan rima yang indah, tanpa terikat pada pola pantun atau syair. Kombinasi puisi panjang dan pendek dalam buku ini menciptakan pengalaman membaca yang dinamis dan tidak monoton.
“Dari segi tema, Renganis menghadirkan keberagaman topik, mulai dari pelestarian seni, kritik sosial, hingga ritual keagamaan. Beberapa puisi seperti Punyah dan Pesta Kembang Api menyampaikan kritik terhadap kehidupan sosial, sementara puisi Galungan, Kuningan, dan Segehan menggambarkan nilai-nilai spiritual dan budaya Bali,” katanya.
Selain itu, terdapat empat puisi obituari yang didedikasikan untuk tokoh sastra Bali, yakni I Gde Gita Purnama dan I Dewa Raka Kusuma. Puisi-puisi ini mengungkapkan penghargaan terhadap kontribusi mereka dalam dunia sastra Bali modern.
Dari segi ekspresi dan diksi, Renganis tampil dengan pilihan kata yang kaya metafora dan simbolisme, menciptakan makna yang dalam dan berlapis. Judul Renganis sendiri memiliki berbagai interpretasi, termasuk irama manis atau suara magis yang tak terlihat.
Puisi-puisi dalam buku ini juga mengangkat pentingnya seni tembang khas Bali Utara, yang digambarkan dengan indah melalui lirik-lirik yang menciptakan suasana magis. Pesan yang tersirat dalam karya ini adalah perlunya melestarikan seni tradisional agar tidak hilang ditelan zaman.
Dengan keunikan dalam bentuk, isi, dan ekspresi, Renganis layak mendapatkan penghargaan Hadiah Sastera Rancage 2025, sekaligus menandai perkembangan sastra Bali modern yang semakin kaya dan beragam. (TB)