Apa Itu Karawista atau Sirawista dalam Hindu? Ini Fungsi, Bahan dan Maknanya

Author:
Share

Dalam budaya spiritual Bali yang kaya makna, simbol-simbol suci memiliki peran penting dalam setiap prosesi keagamaan. Salah satunya adalah karawista atau sirawista, yang dikenal sebagai rangkaian tiga helai alang-alang berbentuk lingkaran dan titik di ujungnya.

Simbol ini tak hanya berfungsi sebagai pelengkap upacara, tetapi juga memiliki filosofi mendalam yang berhubungan erat dengan aksara suci OM dan proses penyucian diri dalam Hindu Bali.

Apa Itu Karawista atau Sirawista?

Karawista (juga disebut sirawista) adalah tiga helai daun alang-alang (imperata cylindrica) yang dirangkai sehingga membentuk lingkaran dan titik pada ujungnya.

Bentuk ini merupakan representasi visual dari aksara suci OM, yang terdiri dari bijaksara A-U-M. Aksara ini menjadi simbol utama dalam ajaran Hindu karena mewakili ciptaan, pelestarian, dan pelebur semesta.

Makna Etimologis Karawista dan Sirawista

Secara etimologis, sirawista berasal dari dua kata yaitu:

  • sirah: kepala, puncak, atau mahkota
  • wista: pengendalian atau disiplin untuk mencapai penyatuan spiritual

Sedangkan karawista juga terbentuk dari dua unsur:

  • kara: tubuh jasmani maupun rohani
  • wista: pengendalian diri menuju kesucian dan kemanunggalan dengan Ida Sang Hyang Widhi Wasa

Dengan kata lain, baik karawista maupun sirawista bermakna sebagai pengikat kesadaran spiritual pada tubuh dan pikiran manusia, agar selalu terpusat kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Makna dan fungsi karawista atau sirawista dijelaskan dalam beberapa lontar kuno seperti Lontar Aji Gurnita, dan Lontar Siwapakarana.

Lontar-lontar ini menjelaskan tentang tempat bersemayamnya dewa dalam tubuh manusia, makna tirtha (air suci), serta ajaran spiritual kediatmikan. Dalam ajaran ini, karawista dikenakan di kepala sebagai simbol bahwa seluruh pikiran dan tubuh diarahkan hanya kepada obyek yang dipuja.

Kapan Karawista atau Sirawista Digunakan?

Karawista atau sirawista digunakan dalam berbagai upacara penyucian diri (samskara) dan ritual penting umat Hindu, seperti:

  • upacara wiwaha (perkawinan)
  • sudhi wadani (penyucian dan pengukuhan)
  • metatah atau potong gigi
  • upanayana (inisiasi spiritual)
  • sammawartana (peneguhan tugas hidup spiritual)

Pengikatan karawista di kepala menandai bahwa seseorang telah menerima tanggung jawab spiritual untuk menjaga kesucian diri dan siap menjalankan swadharma atau tugas hidup yang suci.

Makna Spiritual dan Filosofis

Karawista atau sirawista bukan sekadar aksesoris upacara, melainkan simbol pengingat untuk selalu menyucikan tubuh dan jiwa. Ia menjadi lambang penyatuan antara manusia dan Ida Sang Hyang Widhi Wasa. Melalui simbol ini, umat Hindu diajak untuk:

  • menyadari hubungan antara jasmani dan rohani
  • menjaga kesucian pikiran dan tindakan
  • menjalani hidup berdasarkan kesadaran spiritual

Penutup: Simbol Suci yang Sarat Makna

Dengan segala makna dan filosofinya, karawista atau sirawista merupakan warisan budaya spiritual Bali yang tak ternilai. Ia mengajarkan tentang pentingnya disiplin diri, penyucian pikiran, dan kesiapan untuk menyatu dengan kekuatan Ilahi. Dalam setiap pemakaiannya, simbol ini menjadi pengingat akan tujuan utama hidup spiritual: mencapai keseimbangan dan kemanunggalan dengan Tuhan. (TB)

Sumber gambar website SMAN 1 Abiansemal

   

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!