Apa Itu Semut Sedulur? Ini Penjelasannya dalam Padewasan Bali, Tak Baik untuk Pitra Yadnya

Author:
Share
pexel.com

Semut Sedulur merupakan konsep penting dalam padewasan di Bali yang terkait dengan penentuan hari baik dan buruk untuk melaksanakan upacara tertentu, terutama pitra yadnya (upacara kematian seperti ngaben/atiwa-tiwa).

Menurut tradisi, saat Semut Sedulur adalah hari yang ditentukan melalui perhitungan atau penjumlahan panca wara dan sapta wara yang menghasilkan bilangan tiga belas berturut-turut sebanyak tiga kali.

Definisi Semut Sedulur

Semut Sedulur secara harfiah berarti “semut yang berjalan beriringan”. Istilah ini menggambarkan sebuah kejadian dalam kehidupan masyarakat Bali yang percaya bahwa melaksanakan upacara pitra yadnya pada hari Semut Sedulur dapat membawa ekses buruk, seperti kematian yang terjadi secara berturut-turut di antara anggota masyarakat.

Kematian yang terjadi berulang kali dalam waktu singkat dianggap sebagai hal yang tidak wajar dan mengindikasikan kesalahan dalam pemilihan hari (padewasan) untuk melaksanakan upacara tersebut.

Penentuan Hari Semut Sedulur

Untuk menentukan hari Semut Sedulur, penting memahami ketentuan panca wara dan sapta wara beserta jumlah urip (hidup) masing-masing. Berikut adalah rincian urip dari panca wara dan sapta wara:

Panca Wara:

1. Umanis (uripnya 5)

2. Paing (uripnya 9)

3. Pon (uripnya 7)

4. Wage (uripnya 4)

5. Kliwon (uripnya 8)

Sapta Wara:

1. Redite/Minggu (uripnya 5)

2. Soma/Senin (uripnya 4)

3. Anggara/Selasa (uripnya 3)

4. Buda/Rabu (uripnya 7)

5. Wrespati/Kamis (uripnya 8)

6. Sukra/Jumat (uripnya 6)

7. Saniscara/Sabtu (uripnya 9)

Contoh Penentuan Semut Sedulur

Misalnya, hari yang berturut-turut jatuh pada Sukra Pon, Saniscara Wage, dan Redite Kliwon. Jumlah urip dari ketiga hari tersebut berturut-turut adalah tiga belas, yang kemudian disebut sebagai Semut Sedulur. Berikut adalah kutipan dari Lontar Wariga Pangalihan yang menjelaskan hal ini:

“Muah mawasta semut sedulur genahe dyapin hana dina pada, maurip, 13, dening mabelat-belat, ika tan milu mawasta semut sedulur. Malih mawasta semut sedulur, ring dina, Su, Pwa, Sa, Wa, Ra, Ka, ika, nga, Semut Sedulur.”

Terjemahan:

“Dan yang disebut Semut Sedulur meskipun hitungan uripnya tiga belas, karena ada jedanya atau tidak berturut-turut harinya, itu bukan Semut Sedulur. Yang disebut Semut Sedulur berturut-turut jatuh pada, Jumat Pon, Sabtu Wage, dan Minggu Kliwon.”

Implikasi Semut Sedulur dalam Kehidupan Masyarakat Bali

Hari Semut Sedulur diyakini membawa pengaruh besar dalam pelaksanaan upacara pitra yadnya. Masyarakat Bali sangat berhati-hati dalam memilih hari untuk upacara penting ini karena percaya bahwa kesalahan dalam pemilihan hari dapat membawa dampak buruk. Oleh karena itu, pemahaman dan perhitungan yang tepat mengenai Semut Sedulur sangat penting untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.

Dengan memahami konsep Semut Sedulur dalam wariga, masyarakat Bali dapat menjalani kehidupan dengan lebih bijaksana dan harmonis, serta menjaga tradisi dan kepercayaan yang telah diwariskan dari generasi ke generasi. (TB)

   

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!