Arti Mimpi ke Setra Menurut Hindu atau Primbon Bali, Antara Isyarat Spiritual dan Pembersihan Diri

Author:
Share

Bagi masyarakat Bali, setra atau kuburan bukan sekadar tempat bersemayamnya jasad. Ia adalah ruang sakral yang memisahkan dunia niskala (alam gaib) dan sekala (alam nyata). Tak heran jika mimpi ke setra sering menimbulkan perasaan campur aduk: takut, penasaran, atau bahkan dianggap sebagai pertanda tertentu. Dalam ajaran Hindu Bali dan tafsir primbon tradisional, mimpi seperti ini bukan hanya sekadar bunga tidur, melainkan memiliki makna spiritual yang dalam.

Dalam ajaran Hindu, setra dipandang sebagai tempat penyucian terakhir bagi tubuh fisik manusia. Setelah roh meninggalkan raga, unsur panca mahabhuta (tanah, air, api, angin, dan ether) dikembalikan ke asalnya. Karena itu, setra dianggap suci, bukan menyeramkan. Ia melambangkan siklus kehidupan — lahir, hidup, mati, dan lahir kembali.

Mimpi berada di setra sering diartikan sebagai proses penyucian batin. Artinya, seseorang sedang mengalami fase peralihan dalam hidupnya — meninggalkan hal-hal lama, pikiran kotor, atau beban emosional yang perlu dilepaskan. Dalam konteks spiritual Hindu, mimpi seperti ini bisa menjadi tanda pelepasan energi negatif dan pertanda seseorang sedang bersiap menuju tahap kesadaran yang lebih tinggi.

BACA JUGA  Arti Mimpi Sanggah Roboh Menurut Primbon Bali atau Hindu

Sering pula, mimpi ke setra muncul ketika seseorang sedang rajin melaksanakan upacara pitra yadnya, atau saat energi leluhur (pitara) sedang dekat. Mimpi ini bisa menjadi simbol bahwa roh leluhur sedang memberi restu, atau sekadar mengingatkan agar keturunan tetap menjaga keseimbangan rohani.

Dalam primbon Bali, yang diwariskan turun-temurun, mimpi ke setra punya banyak tafsir tergantung pada detail yang muncul.

Jika seseorang bermimpi berjalan di setra, itu diartikan sebagai tanda bahwa ia akan mendapatkan pencerahan batin atau petunjuk penting dalam waktu dekat.

Jika dalam mimpi melihat upacara ngaben, berarti akan datang masa pembebasan dari beban hidup — bisa berupa rezeki yang tertunda atau penyelesaian masalah lama.

Bila seseorang melihat dirinya dikremasi atau berada di dekat api pembakaran, ini ditafsirkan sebagai simbol kelahiran baru; pertanda seseorang akan mengalami perubahan besar dalam kehidupan spiritual atau kariernya.

Namun, jika mimpi terasa mencekam atau membuat takut, primbon menafsirkan bahwa itu bisa menjadi peringatan agar lebih berhati-hati dalam bertindak atau menjaga hubungan dengan sesama.

BACA JUGA  Arti Mimpi Melihat Sesuhunan Barong Menurut Primbon Bali atau Hindu, Pertanda Apakah?

Masyarakat Bali tradisional sering melakukan banten prayascita atau mecaru alit setelah bermimpi buruk di setra. Tujuannya bukan karena takut, tetapi untuk menetralisir energi yang mungkin tertinggal akibat getaran mimpi tersebut.

Dalam pemahaman spiritual Hindu Bali, mimpi bukan sekadar pantulan bawah sadar, melainkan bisa menjadi media komunikasi antara manusia dan leluhur. Ketika seseorang bermimpi ke setra, ada kemungkinan roh leluhur sedang “ngelinggihin” atau datang memberi tanda.

Beberapa sulinggih (pendeta) menafsirkan mimpi ini sebagai panggilan untuk lebih dekat dengan sisi spiritual, seperti rajin sembahyang, menyucikan diri, atau melaksanakan yadnya yang mungkin tertunda. Energi setra dipercaya kuat karena menjadi titik temu antara dunia niskala dan sekala, sehingga mimpi di tempat itu bisa membawa pesan moral bagi si pemimpi.

Dari sudut pandang modern, mimpi ke setra juga bisa dimaknai sebagai proses penyembuhan psikologis. Ketika seseorang sedang menghadapi stres, kehilangan, atau tekanan batin, alam bawah sadar bisa memunculkan simbol kematian — yang sesungguhnya adalah lambang perubahan. Dengan kata lain, mimpi ke setra tidak selalu negatif, tetapi menjadi tanda bahwa jiwa sedang berusaha melepaskan hal-hal yang tak lagi diperlukan.

BACA JUGA  Arti Mimpi Melihat Gunung Agung: Simbol Kekuatan Spiritual?

Di era kini, banyak anak muda Bali yang belajar mengaitkan tafsir mimpi dengan refleksi diri. Ketika seseorang bermimpi ke setra, bisa jadi itu adalah cara alam semesta mengingatkan agar ia lebih sadar terhadap hidup, lebih bijak dalam mengambil keputusan, dan tidak terlalu melekat pada hal duniawi.

Baik menurut Hindu maupun primbon Bali, mimpi ke setra bukanlah pertanda buruk, melainkan simbol transisi dan pembersihan batin. Ia mengingatkan manusia akan hakikat kehidupan yang sementara dan pentingnya menjaga keseimbangan antara dunia sekala dan niskala.

Daripada takut, mimpi seperti ini sebaiknya disikapi dengan introspeksi. Lakukan sembahyang, jaga pikiran tetap suci, dan jika merasa terganggu secara batin, bisa melukat di tempat suci atau melaksanakan banten prayascita sederhana.

Sebab dalam filosofi Bali, setiap pengalaman — bahkan yang datang lewat mimpi — adalah cara semesta mengajarkan keseimbangan dan kesadaran diri. (TB)

   

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!