Mimpi sering dianggap sebagai bunga tidur, namun dalam tradisi Bali dan primbon Jawa, mimpi juga dipandang sebagai pertanda atau simbol tertentu. Salah satu mimpi yang cukup menimbulkan rasa takut adalah mimpi tertembak.
Dalam ajaran Hindu Bali maupun primbon, mimpi semacam ini tidak semata diartikan secara harfiah, melainkan lebih sebagai lambang peringatan atau pesan spiritual.
Dalam pandangan Hindu Bali, mimpi merupakan salah satu bentuk komunikasi batin. Meski tidak selalu dianggap wahyu, mimpi sering dipahami sebagai pertanda untuk lebih mawas diri.
Mimpi tertembak dapat melambangkan adanya energi negatif atau gangguan yang datang dari luar. Bisa jadi berupa rasa iri, fitnah, atau bahkan ujian hidup yang akan dihadapi.
Dalam konteks tatwa Hindu, hal ini dikaitkan dengan hukum Karmaphala. Apa yang kita alami, termasuk dalam mimpi, merupakan cerminan dari karma dan pikiran bawah sadar kita sendiri.
Mimpi ini juga bisa menjadi pengingat agar umat lebih mendekatkan diri pada Sang Hyang Widhi, memperkuat sradha (keimanan) serta rajin melakukan sembahyang.
Primbon Bali, yang merupakan warisan turun-temurun, memberi arti lebih praktis terhadap mimpi tertembak. Dalam kitab primbon, mimpi semacam ini memiliki beberapa kemungkinan tafsir:
Pertanda Akan Mengalami Cobaan
Mimpi tertembak sering diartikan sebagai tanda akan menghadapi masalah besar, baik dalam urusan pekerjaan, usaha, maupun rumah tangga.
Lambang Kehilangan atau Kekecewaan
Tembakan dalam mimpi melambangkan luka. Bisa diartikan akan ada rasa sakit hati atau kekecewaan yang datang dari orang dekat.
Peringatan untuk Waspada
Primbon juga menafsirkan mimpi ini sebagai peringatan agar lebih berhati-hati dalam mengambil keputusan, terutama yang menyangkut hubungan dengan orang lain.
Meski senjata api tidak dikenal luas dalam tradisi Bali kuno, simbol senjata tajam sudah ada dalam epos Mahabharata dan Ramayana. Senjata digambarkan sebagai simbol kekuatan, kekuasaan, sekaligus kehancuran. Maka, ketika hadir dalam mimpi, senjata yang melepaskan peluru dianggap membawa pesan: ada kekuatan luar yang memengaruhi kehidupan si pemimpi.
Alih-alih menakuti diri, masyarakat Bali diajarkan untuk menyikapi mimpi dengan bijak. Beberapa langkah yang biasa dilakukan antara lain:
Melakukan sembahyang pagi dengan tulus, memohon keselamatan diri dan keluarga.
Melukat atau pembersihan diri di tempat suci bila mimpi terasa sangat mengganggu.
Menguatkan diri secara spiritual dengan membaca doa atau mantra.
Meningkatkan sikap hati-hati dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam pergaulan maupun pekerjaan.
Mimpi tertembak menurut Hindu Bali dan primbon bukanlah sekadar gambaran buruk, melainkan sebuah peringatan. Pesannya jelas: waspada, mawas diri, dan jangan lengah terhadap kondisi sekitar. Dalam keyakinan Hindu, semua mimpi pada akhirnya mengarahkan manusia untuk kembali pada kesadaran spiritual dan mengingat Sang Pencipta. (TB)